Korut: 4 Kasus Demam di Perbatasan China Influenza, Bukan COVID-19

26 Agustus 2022 9:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona China buatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC. Foto: Alissa Eckert, MS; Dan Higgins, MAM/CDC/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona China buatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC. Foto: Alissa Eckert, MS; Dan Higgins, MAM/CDC/via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Korea Utara pada Jumat (26/8) mengkonfirmasi bahwa penemuan kasus demam di wilayah perbatasan China pada pekan ini tidak berkaitan dengan virus corona, melainkan hanya gejala influenza biasa.
ADVERTISEMENT
Mengutip informasi dari Markas Besar Pencegahan Epidemi Darurat Negara, media lokal KCNA melaporkan empat kasus demam terbaru yang ditemukan di wilayah berbatasan dengan China, Provinsi Ryanggang, tidak berkaitan dengan epidemi seperti yang diduga sebelumnya.
“Semua kasus demam di Provinsi Ryanggang adalah kasus influenza,” lapor KCNA, seperti dikutip dari AFP. “Kasus demam pulih dengan suhu normal,” sambung laporan tersebut.
Sehari sebelumnya, KCNA mengatakan pihak berwenang langsung memberlakukan lockdown di beberapa wilayah Provinsi Ryanggang usai ditemukannya keempat kasus demam tersebut.
Penemuan kasus itu terjadi hanya beberapa pekan usai Pyongyang mengumumkan keberhasilannya dalam memberantas virus corona di negara yang terisolir itu.
“Empat kasus demam yang diduga terinfeksi epidemi ganas dilaporkan dari Provinsi Ryanggang di dekat perbatasan dengan Tiongkok pada hari Selasa, mendorong pihak berwenang untuk segera mengunci daerah tersebut dan memobilisasi tim medis,” kata KCNA pada Kamis (25/8), seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Sejak kasus pertama virus COVID-19 varian Omicron melanda Korea Utara pada Mei lalu, negara berpenduduk 25 juta orang itu tidak pernah secara terang-terangan menyebut pasien COVID-19. Otoritas setempat hanya mengacu pada pasien bergejala demam.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hal ini dikarenakan terbatasnya infrastruktur medis serta alat uji tes COVID-19 yang tersedia di Korea Utara.
“Korea Utara memiliki salah satu sistem perawatan kesehatan terburuk di dunia, dengan rumah sakit yang tidak dilengkapi dengan baik, beberapa unit perawatan intensif dan tidak ada obat perawatan COVID-19,” kata para ahli.
Dilaporkan oleh KCNA, sejak Mei tahun ini Korea Utara telah mencatat hampir 4,8 juta kasus gejala demam dan hanya 74 kematian dengan tingkat kematian resmi sebesar 0,002 persen.
ADVERTISEMENT