Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Korut Laporkan 4 Kasus Demam Baru di Wilayah Perbatasan dengan China
25 Agustus 2022 18:55 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kemunculan wabah tersebut terjadi hanya dalam beberapa pekan usai Pyongyang mendeklarasikan bahwa negaranya berhasil menang melawan COVID-19.
Mengutip informasi dari Markas Besar Pencegahan Epidemi Darurat Negara, media lokal KCNA mengatakan terdapat empat orang yang telah terinfeksi demam.
“Empat kasus demam yang diduga terinfeksi epidemi ganas dilaporkan dari Provinsi Ryanggang di dekat perbatasan dengan Tiongkok pada hari Selasa, mendorong pihak berwenang untuk segera mengunci daerah tersebut dan memobilisasi tim medis,” kata KCNA, seperti dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut, KCNA mengatakan analisis terperinci dari situasi epidemi nasional di Korea Utara menunjukkan, tidak ada ditemukan kasus COVID-19 sejak awal Agustus bulan ini.
“Namun, pihak berwenang telah mengirim ahli epidemiologi, virologi, dan tes ke daerah tersebut untuk menyelidiki penyebab kasus demam, sambil memberlakukan langkah-langkah untuk mencegah penyebarannya,” sambung media yang dikelola oleh pemerintah Pyongyang itu.
ADVERTISEMENT
Sejak akhir Mei lalu, Pyongyang telah mendeklarasikan kemenangannya dalam memberantas COVID-19.
Namun kemudian pada bulan ini pihaknya menyalahkan Korea Selatan karena diduga telah menyebarkan virus corona, melalui balon-balon udara yang diterbangkan oleh para pembelot dan aktivis dari perbatasan Korsel-Korut.
Saudara perempuan pemimpin tertinggi Korut, Kim Yo-jong, murka dengan hal itu dan bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Seoul.
“Boneka-boneka (Korea Selatan) masih menyodorkan selebaran dan benda-benda kotor ke wilayah kita. Kita harus melawannya dengan keras,” tegas Kim, seperti dikutip dari Associated Press, pada Kamis (11/8).
“Kita telah mempertimbangkan berbagai rencana tindakan balasan, tetapi tindakan balasan kita harus menjadi tindakan pembalasan yang mematikan,” kecam dia.
Sejak awal kemunculan virus corona di negara berpenduduk 25 juta orang itu, Korut tidak pernah mengkonfirmasi berapa banyak warganya yang terjangkit virus COVID-19. Para ahli menduga, hal itu dikarenakan minimnya infrastruktur medis serta alat tes yang memadai.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Pyongyang melaporkan jumlah harian pasien yang menderita demam, yang jumlahnya meningkat menjadi sekitar 4,77 juta. Namun pihaknya mengatakan tidak ada kasus baru yang terdaftar sejak 29 Juli.