Korut Masih Buka Peluang Pertemuan Kim dan Trump

25 Mei 2018 9:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga lihat pembatalan pertemuan AS & Korea Utara. (Foto: REUTERS / Kim Hong-Ji)
zoom-in-whitePerbesar
Warga lihat pembatalan pertemuan AS & Korea Utara. (Foto: REUTERS / Kim Hong-Ji)
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba-tiba membatalkan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang sedianya dilakukan pada 12 Juni mendatang di Singapura. Pemerintah Korut dalam pernyataannya mengaku menyayangkan pembatalan tersebut dan masih membuka peluang pertemuan.
ADVERTISEMENT
Pembatalan Trump disampaikan melalui surat kepada Kim Jong-un. Isinya penuh puja-puji, namun sekaligus juga ancaman. Trump mengatakan bahwa nuklir AS lebih besar dari Korut.
"Anda bicara soal kemampuan nuklir negara Anda, tapi nuklir kami sangat besar dan kuat sehingga saya berdoa kepada Tuhan senjata itu tidak akan pernah digunakan," tulis Trump dalam suratnya, Kamis (24/5).
Di luar dugaan, pemerintah Korut merespons surat Trump itu dengan tenang. Wakil Perdana Menteri Korut Kim Kye-gwan mengaku menyayangkan pembatalan itu, namun masih membuka peluang pertemuan kedua pemimpin.
Warga lihat pembatalan pertemuan AS & Korea Utara. (Foto: REUTERS / Kim Hong-Ji)
zoom-in-whitePerbesar
Warga lihat pembatalan pertemuan AS & Korea Utara. (Foto: REUTERS / Kim Hong-Ji)
"Pengumuman pembatalan itu mengejutkan kami dan kami sangat menyayangkannya," kata Kim Kye-gwan dalam pernyataannya di KCNA yang dikutip Reuters, Jumat (25/5), sembari menambahkan bahwa mereka tetap terbuka penyelesaikan masalah dengan AS "kapan saja bagaimana saja."
ADVERTISEMENT
Kim Kye-gwan juga berharap langkah Trump ini mampu menghilangkan kekhawatiran kedua pihak.
"Kami berhadap 'solusi gaya-Trump' akan menjadi cara bijak untuk menghilangkan kekhawatiran dari kedua pihak, memenuhi permintaan kami dan menyelesaikan masalah secara realistis," kata dia lagi.
Rencananya pertemuan 12 Juni di Singapura akan menjadi momen bersejarah antara Trump dan Kim Jong-un. Ini adalah langkah kedua setelah sebelumnya Kim Jong-un bertemu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, menghasilkan kesepakatan denuklirisasi dan memulai proses perdamaian.
Namun menjelang pertemuan tersebut, Korut dan AS saling melontarkan kecaman. Korut mengecam AS dan Korsel yang masih melakukan latihan militer bersama di laut Korea.
Selain itu, Korut juga mengutuk perkataan beberapa pejabat AS, termasuk Wakil Presiden Mike Pence, yang menyebut nasib Korut akan seperti Libya jika tidak melucuti senjata nuklir mereka. Moammar Gaddafi digulingkan dan dibunuh setelah dia menghentikan program nuklir Libya.
ADVERTISEMENT