Korut Pertimbangkan KTT Korea, Sebut Harapan untuk Berdamai Tetap Hidup

26 September 2021 4:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, memegang buket bunga. Foto: Luong Thai Linh / Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, memegang buket bunga. Foto: Luong Thai Linh / Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Korea Utara bersedia mempertimbangkan KTT Korea lagi jika rasa saling menghormati antar rival dapat dipastikan. Hal ini disampaikan adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong, sebagaimana dilaporkan kantor berita KCNA pada Sabtu (25/9).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, pernyataan itu dikeluarkan sehari setelah Korea Utara mendesak Amerika Serikat dan Korea Selatan mengabaikan apa yang disebut sebagai kebijakan bermusuhan dan standar ganda mereka sebelum pembicaraan formal dapat digelar untuk mengakhiri Perang Korea 1950-1953.
"Saya rasa hanya ketika ketidakberpihakan dan sikap saling menghormati dapat dijaga, akan ada pemahaman yang mulus antara utara dan selatan," kata Kim Yo-jong.
Diskusi konstruktif menawarkan kesempatan untuk solusi yang bermakna dan sukses untuk isu termasuk "pembentukan kembali kantor penghubung utara-selatan dan KTT utara-selatan, untuk tidak mengatakan apa-apa tentang deklarasi atas waktu yang tepat menghentikan perang," kata Kim.
Kim Yo-Jong dan Kim Jong-Un Foto: Reuters/Korea Summit Press Pool
Sementara ketika berbicara di Sidang Umum PBB pada Selasa lalu, Presiden Korsel Moon Jae-in berulang kali menyerukan mengakhiri perang secara formal, namun kemudian mengatakan waktu hampir habis untuk mencapai kemajuan seperti itu sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei.
ADVERTISEMENT
Korea Utara selama puluhan tahun telah berusaha untuk mengakhiri perang, tetapi AS enggan untuk setuju kecuali Korea Utara menyerah atas senjata nuklir mereka.
Kim Yo-jong yang merupakan orang kepercayaan kakaknya, mengatakan dia memperhatikan dengan penuh minat diskusi intens di Korsel mengenai prospek baru dari deklarasi resmi untuk mengakhiri Perang Korea.
"Saya rasa bahwa suasana publik Korea Selatan menginginkan untuk memperbaiki hubungan antar Korea dari kebuntuan dan mencapai stabilitas damai sesegera mungkin sangat kuat," tuturnya.
"Kami juga memiliki keinginan yang sama," lanjutnya.
Kim Yo-jong dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in Foto: KCNA via Reuters
Harapan untuk mengakhiri Perang Korea muncul ketika Kim Jong-un dan Donald Trump bertemu di Singapura pada 2018 lalu. Namun, hasil pertemuan yang dilakukan keduanya tidak menghasilkan apa pun. Perbincangan soal topik itu terhenti sejak 2019.
ADVERTISEMENT
Presiden Joe Biden mengatakan dalam pidatonya di PBB bahwa dia menginginkan "diplomasi berkelanjutan" untuk menyelesaikan krisis seputar nuklir dan rudal Korea Utara.
Korea Utara telah menolak tawaran AS untuk terlibat dalam dialog dan kepala pengawas atom PBB mengatakan bahwa program nuklirnya "akan berjalan penuh".
Perang Korea yang berlangsung pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, membuat pasukan PBB yang dipimpin AS secara teknis masih berperang dengan Korea Utara. Pertanyaan untuk mengakhiri perang secara resmi dipersulit dengan peluncuran senjata nuklir Korea Utara.