Korut Tembakkan 130 Peluru Artileri ke Zona Penyangga dengan Korsel

5 Desember 2022 18:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kompetisi penembakan artileri di Korea Utara. Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
zoom-in-whitePerbesar
Kompetisi penembakan artileri di Korea Utara. Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
ADVERTISEMENT
Korea Selatan melaporkan, Korea Utara menembakkan lebih dari seratus peluru artileri ke zona penyangga maritim yang memisahkan kedua negara tersebut pada Senin (5/12).
ADVERTISEMENT
Staf Gabungan Korsel (JCS) mengatakan, sekitar 130 peluru artileri ditembakkan secara bersamaan pada pukul 14.59 waktu setempat di dua lokasi terpisah, yakni pantai timur dan pantai barat Korut.
JCS mengungkap, tidak ada peluru yang melintasi perbatasan maritim de facto antara kedua negara atau Northern Limit Line (NLL). Namun, Korsel mengeluarkan peringatan sebagai tanggapan.
"Militer kami memperkuat postur kesiapannya dalam persiapan menghadapi keadaan darurat sambil melacak dan memantau perkembangan terkait di bawah kerja sama erat antara Korea Selatan dan Amerika Serikat," terang JCS, dikutip dari AFP, Senin (5/12).
Korut mengeklaim, tindakan tersebut hanya merupakan balasan atas tembakan artileri oleh militer Korsel pada hari yang sama.
"Puluhan proyektil yang diyakini merupakan peluru dari beberapa peluncur roket telah ditembakkan [Korsel]," jelas seorang juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korut.
ADVERTISEMENT
"[Korut] akan selalu mempertimbangkan semua tindakan provokatif musuh dan menanggapinya dengan tindakan militer yang tegas dan luar biasa," tambah pernyataan resmi dari media pemerintah Korut, KCNA.
Sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) diluncurkan dalam foto tak bertanggal ini yang dirilis pada 19 November 2022 oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. Foto: KCNA via REUTERS
Korsel tidak menyinggung latihan yang disebutkan Korut.
Tetapi, laporan lokal mengabarkan latihan menembak bersama sedang berlangsung antara Korsel dan Amerika Serikat (AS).
Walau begitu, Korsel menggambarkan tembakan Korut sebagai pelanggaran terhadap perjanjian pada 2018. Kesepakatan ini menetapkan zona penyangga ini untuk meredam ketegangan.
Mantan Presiden Korsel, Moon Jae-in, menyetujuinya dengan Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong-un.
Kendati demikian, Kim tetap menggencarkan program senjata terlarangnya sejak negosiasi terkait menemui kebuntuan pada 2019.
Para ahli meyakini bahwa dia sedang menguji Korsel dengan melanggar perjanjian zona penyangga. Pyongyang telah berulang kali menembakkan artileri ke daerah itu dalam beberapa bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Korut bahkan meluncurkan uji coba rudal yang memecahkan rekor selama beberapa pekan ini, termasuk dengan menembakkan rudal balistik antarbenua (IBCM) terbarunya pada November.
Para pejabat dan analis dari Korsel maupun AS menduga bahwa Korut sedang mempersiapkan uji coba nuklir ketujuhnya.