Korut Tembakkan Rudal Balistik saat Menlu AS Kunjungi Korsel

18 Maret 2024 11:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memberikan keterangan pers usai menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta, Jumat (14/7/2023).  Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memberikan keterangan pers usai menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta, Jumat (14/7/2023). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Korea Utara menembakkan beberapa rudal balistik jarak dekat, Senin (18/3). Aksi Korut dilakukan saat Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melawat ke Korsel pekan ini.
ADVERTISEMENT
Blinken berada di Seoul sejak Senin dini hari untuk menghadiri pertemuan Summit for Democracy. Ia juga dijadwalkan bertemu Presiden Yoon Suk-yeol. Agenda Blinken di Korsel mayoritas berisi pembicaraan ancaman serangan nuklir Korut.
Di samping kedatangan Blinken, pekan lalu AS dan Korsel menyelesaikan latihan perang gabungan. Korut naik pitam atas latihan perang itu.
Uji coba rudal jelajah yang diluncurkan kapal selam di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, pada Minggu (28/1/2024). Foto: KCNA/via REUTERS
Korut mengutuk latihan perang itu lantaran dianggap sebagai persiapan menginvasi negaranya.
Menurut keterangan Militer Korsel, uji coba rudal balistik Korut pada Senin ini digelar sekitar pukul 07.44 pagi waktu setempat. Rudal sempat mengudara sampai 300 kilometer dari tempat peluncuran.
Rudal Korut kemudian jatuh di Laut Timur atau dikenal pula dengan Laut Jepang.
“Kami berbagi informasi relevan dengan AS dan Jepang serta berada di posisi paling siap,” kata keterangan staf gabungan militer Korsel seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
Laporan media Jepang Korut menembakkan tiga rudal. PM Jepang Fumio Kishida mengutuk tindakan Korut karena sudah dilakukan berulang kali dalam waktu berdekatan.
“Rangkaian aksi ini mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan dam komunitas internasional. Kami tidak menoleransi ini,” tegas Kishida.