Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Koster Miris Bunga Gumitir untuk Upacara Keagamaan di Bali Impor dari Thailand
20 Juli 2023 16:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Gubernur Bali Wayan Koster miris bunga gumitir yang biasanya digunakan untuk kebutuhan upacara keagamaan masih mengandalkan impor dari Thailand. Padahal permintaan bunga gumitir tinggi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan Koster, kebutuhan benih gumitir sekitar 200-300 kilogram atau setara Rp 30 miliar per tahun.
Sementara itu, jumlah perdagangan bunga gumitir untuk taman, dekorasi, upacara dan lainnya diperkirakan senilai Rp 200 miliar per tahun.
"Saya kira ini politik ekonomi membuat ketergantungan pada benih (bunga gumitir) ini tidak sehat buat kita," katanya di Gedung DPRD Bali, Kamis (20/7).
Koster mengaku sudah melakukan uji coba pembibitan benih baru bunga gumitir di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, dengan menggandeng peneliti dari Universitas Udayana dan Institut Pertanian Bogor tahun 2020 lalu.
Menurutnya, hasil panennya cukup memuaskan. Total ada 5 jenis bunga gumitir yang berhasil dikembangkan. Yakni, warga oranye, putih, emas, kuning, dan merah.
"Satu lagi yang saya tugaskan adalah supaya ada gumitir warna hitam supaya bisa kalau 17 Agustus ada merah putih, kalau untuk upakara (upacara) merah putih hitam, tridatu," kata Koster.
ADVERTISEMENT
Bunga gumitir produk Bali ini dinamai Bali Sudamala. Koster mengeklaim bunga ini aman dikonsumsi mentah dan dapat digunakan untuk produk kecantikan dan kesehatan, seperti obat mata.
"Ini bisa menjadi seperti salad, bisa dimakan langsung. Bagi mata yang terganggu akan langsung bisa lebih sehat. Karena sudah dicoba," kayanya.
Benih ini telah dibagikan kepada sejumlah petani di kabupaten/kota untuk ditanam dengan metode stek. Koster berharap para petani mulai menanam pada Juli dan panen pada Agustus mendatang.
Koster juga menyoroti sejumlah buah-buahan yang digunakan untuk upacara dan konsumsi masyarakat masih mengandalkan impor. Beberapa contohnya adalah beras, durian hingga buah jeruk.
"Jangan sampai hal begini saya kita impor dari Thailand. Duren Bangkok, jeruk Bangkok, semuanya dari bangkok," kata Koster.
ADVERTISEMENT
Koster turut mengimbau para peneliti atau ahli peneliti bisa mengembangkan benih produk pertanian mengurangi impor. Salah satu di antaranya adalah agar kulit salak bali tidak memiliki duri dan berbuah besar. Duri ini dinilai menjadi kelemahan yang dapat membuat kulit konsumen terluka.
"Enggak ada gunanya Profesor doktor kalau enggak mampu menghasilkan benih baru, kalau enggak ya berarti doktornya diragukan, gitu saja buat saya," katanya.
"Orang negara lain bisa bikin pesawat ulang-aling, masak yang begini nggak bisa, harus bisa. Itu tantangannya, " pungkas Koster.