Kostum Unik Suporter saat Nobar Timnas U-23 Indonesia di Balaikota Surabaya

30 April 2024 0:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
M Suedi (39) warga Dukuh Kupang dan Ipung Kribo (40) warga Gubeng, Surabaya, mengenakan kostum unik saat nobar Timnas U-23 Indonesia di Balaikota Surabaya, Senin (29/4/2024) Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
M Suedi (39) warga Dukuh Kupang dan Ipung Kribo (40) warga Gubeng, Surabaya, mengenakan kostum unik saat nobar Timnas U-23 Indonesia di Balaikota Surabaya, Senin (29/4/2024) Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
M. Suedi (29), warga Dukuh Kupang, dan Ipung Kribo (40), warga Gubeng, Surabaya, tampak begitu mencolok di antara kerumunan warga Surabaya yang berkumpul menonton aksi Timnas U-23 Indonesia dari Balaikota Surabaya, Senin (29/4). Pasalnya, keduanya tampak mengenakan kostum unik untuk gelaran nobar ini.
ADVERTISEMENT
"Ini kostum Indian, ambil negara Amerika. Saya padukan untuk suku Kalimantan. Kita punya ciri khas tersendiri di Surabaya. Kita ingin menunjukkan di Indonesia juga ada suku seperti di Amerika, kita ada di Kalimantan suku Indian," kata Suedi menjelaskan kostum yang ia pakai di Balaikota Surabaya, Senin (29/4).
Sementara itu, Ipung wajahnya tampak dicat warna merah-putih, dan mengenakan kalung dari untaian "gigi". Kedua warga yang tergabung dalam Komunitas Kostum Surabaya (Cocosu) ini mengaku datang sejak pukul 18.00 WIB dan sengaja pakai kostum untuk menunjukkan bahwa warga Surabaya kreatif.
M Suedi (39) warga Dukuh Kupang dan Ipung Kribo (40) warga Gubeng, Surabaya, mengenakan kostum unik saat nobar Timnas U-23 Indonesia di Balaikota Surabaya, Senin (29/4/2024) Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
"Kita harus tampil beda. Pernah mendukung Persebaya di Bandung, Bali dengan menggunakan kostum gini. Karena kita menunjukkan anak-anak Surabaya supaya kreatif, jangan sampai kalah dengan kota-kota lain. Makanya kita tampil all out," terangnya.
ADVERTISEMENT
Karena kostum unik ini, keduanya mendapatkan doorprize dari Pemkot Surabaya berupa kipas angin.
"Kita memang tujuannya untuk kompetisi, supaya dari komunitas kostum ada yang mewakili lomba kostum untuk nobar. Jadinya harus kompetisi, mendukung, seperti pemain lain, mendapat nomor satu, alhamdulillah dapat nomor satu," tutup Suedi.