Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Kota Tua Gagal Jadi Warisan Dunia karena Penataan Kali Besar
7 Juli 2018 18:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
![Revitalisasi Kota Tua Jakarta (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1525335196/izat5e8dlquljfmkdsy5.jpg)
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan UNESCO menolak kawasan Kota Tua sebagai warisan dunia (World Heritage) adalah reklamasi. Hal itu diungkap oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
Sandi menjelaskan, pengajuan Kota Tua menjadi warisan dunia bersamaan dengan pengajuan kawasan pesisir Jakarta. Sehingga menurut Sandi, adanya proyek reklamasi mempengaruhi lokasi-lokasi yang diajukan menjadi warisan dunia itu.
“Waktu submission dari Kota Tua menjadi heritage UNESCO itu dimasukkannya oleh pemerintah. Tentunya pemerintah sebelumnya sebagai satu kesatuan dengan Kepulauan Seribu dan pesisir termasuk Pulau Onrus, Pulau Kecipir dan 4 pulau itu yang Pulau Kelor yang menjadi World Heritage,” kata Sandi di GOR PKP, Jakarta Timur, Sabtu (7/7).
Selain reklamasi, Sandi mengungkapkan bahwa Kali Besar yang baru saja dia buka juga merupakan salah satu penyebabnya. Sebab dulunya, kawasan tersebut sempat bisa diakses oleh kapal-kapal.
“Kita melihat bahwa yang menjadi temuan dari UNESCO itu bukan hanya reklamasi yang mengubah pesisir, tapi juga penataan kali baru kemarin yang baru saja kami sidak kemarin. Dan kami buka di sana adalah di bawah sungai Kali Baru, itu dulu adalah kapal-kapal besar masuk dan kapal-kapal itu memiliki akses yang lumayan sampai ke dalam gitu,” papar Sandi.
![Suasana Proyek reklamasi di Pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1528346990/o5ic7dpjlbjvknbdm7wi.jpg)
“Jadi untuk itu (dianggap sebagai situs warisan) itu harus dikembalikan seperti keadaan sebelumnya, karena itu cagar budaya dan banyak artefak-artefak di bawah, terutama artefak-artefak di pulau Onrus, pulau Kecipir dan pulau Kelor,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Sandi tidak mau saling menyalahkan terkait penyebab UNESCO tidak memasukkan Kota Tua sebagai warisan dunia. Sandi mengajak semua pihak untuk terus berbenah terkait upaya memasukkan Kota Tua sebagai warisan dunia.
“Mari kita benahi dan kita coba apakah kita kecilkan hanya Kota Tua saja tidak termasuk Kepulauan Seribu, sehingga apa yang terjadi di reklamasi yang sudah terbangun itu tidak menjadi satu acuan dari UNESCO yang akan menilai tentunya kelayakan Kota Tua sebagai cagar budaya untuk UNESCO,” pungkasnya.