Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
KPAI Panggil Penerbit Yudhistira soal Buku Yerusalem Ibu Kota Israel
13 Desember 2017 10:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Komisi Perlinduangan Anak Indonesia (KPAI) akan memanggil penerbit Yudhistira terkait buku IPS kelas 6 SD yang mencantumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. KPAI akan memanggil penerbit Yudhistira untuk meminta klarifikasi terkait hal ini.
ADVERTISEMENT
"KPAI berencana memanggil penerbit Yudistira untuk dimintai keterangan terkait kekeliruan dalam buku IPS SD tersebut," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Rabu (13/12).
Pemanggilan akan dijadwalkan pada Senin, 18 Desember 2017 pukul 13.30 di Kantor KPAI. Pemanggilan ini untuk mengumpulkan data dan meminta penjelasan utuh terkait proses penyusunan buku hingga lolos penilaian buku.
Retno mengatakan kesalahan dan kekeliruan penulisan buku bukan kali ini saja terjadi. "Penulisan buku ajar yang ada kekeliruan isi bahkan substansi bukanlah kejadian pertama. Ini sudah terjadi kesekian kalinya," ucapnya.
Menurutnya, adanya kesalahan-kesalahan tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap buku-buku sekolah, terutama pada tingkat sekolah dasar.
"Mulai dari adanya konten kekerasan sampai pornografi, dan sekarang kekeliruan penulisan ibu kota Israel adalah Yerusalem," tambahnya.
Retno menuturkan, pengawasan buku ajar semestinya menjadi kewenangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskubur) Kemendikbud. Oleh karena itu, KPAI juga akan meminta keterangan kepada Kemendikbud.
ADVERTISEMENT
"Jika dalam proses penilaian buku ada kelalaian Kemdikbud maka tentu saja Kemdikbud menjadi pihak yang bertanggung jawab," ujar Retno.
Sebelumnya diberitakan, foto sebuah buku IPS untuk kelas 6 SD terbitan Yudhistira yang menulis ibu kota Israel adalah Yerusalem, memantik kehebohan di media sosial sejak Senin (11/12).