Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
KPK Minta Romahurmuziy Jelaskan Perannya di Kasus Dugaan Suap APBN-P
23 Agustus 2018 12:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Romy tak hadir saat dipanggil oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejatinya, pemanggilan Romy ini lantaran KPK ingin mendalami peran Ketum PPP itu terkait kasus dugaan suap Dana Perimbangan Keuangan Daerah pada RAPBN-P Tahun Anggaran 2018.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, sebaiknya Ketua Umum PPP Romahurmuziy datang ke KPK terkait kasus dana perimbangan daerah tahun 2018. Hal itu, kata Saut, agar semua pihak dapat mengetahui sejauh apa kaitan Romy dengan kasus dugaan korupsi tersebut.
“Dia (Romy) menjelaskan apa kaitannya, nanti kita lihat sejauh apa kaitannya dia berperan di situ. KPK tidak pernah memanggil kalau dia tidak relevan dengan yang kita lagi dalami,” kata Saut di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/8).
“Perlu menjelaskan apa yang dia (Romy) ketahui sejauh apa. Sejauh ini belum ada status yang berubah (Romy sebagai saksi),” tambah Saut.
Maka, Saut berharap, Romy bisa hadir ketika dipanggil oleh lembaga yang ia pimpin sehingga kasus yang sedang di dalami KPK ini bisa lebih jelas.
ADVERTISEMENT
"Ya akan lebih baiklah kalau beliau menjelaskan semuanya kan akan menjadi clear kan," ujarnya.
KPK, lanjut Saut, hanya ingin melihat sejauh apa peran dan kaitan Romy di kasus tersebut. Dia juga menegaskan, status pria yang juga menjabat sebagai anggota DPR itu juga masih diperiksa sebagai saksi saja.
Saut belum bisa merinci materi apa saja yang ingin di dalami penyidik KPK. Dia hanya menegaskan bahwa semua kasus yang di tangani KPK akan terus berkembang.
"Saya belum detail ya sampai ke sana saya harus tanya penyidik dulu. Tapi intinya bahwa apa yang dilakukan KPK itu semua bertahap," tutup Saut.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 10:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini