KPK: Raker Sesuai Standar Biaya Umum Yogya, Rp 700 Ribu-Rp 1 Juta Per Orang

29 Oktober 2021 12:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cahya Hardianto Harefa Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cahya Hardianto Harefa Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
KPK tengah menjadi sorotan publik lantaran menggelar rapat di hotel mewah di Yogyakarta. Rapat digelar pada 27-29 Oktober di Hotel Sheraton Mustika di Kabupaten Sleman, DIY, yang merupakan hotel bintang 5.
ADVERTISEMENT
Menyikapi kritik tersebut, Sekjen KPK Cahya H Harefa menyebut bahwa biaya raker masih sesuai Standar Biaya Umum (SBU) di Yogyakarta.
"Pokoknya sesuai SBU. SBU di Yogya, kan, antara Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta. Ya, kira-kira paket meetingnya segitu. Paket meeting semua di Yogya segitu kita sudah ikuti," kata Cahya di Warung Kopi Klotok di Pakem, Kabupaten Sleman, Jumat (29/10).
Cahya tidak menjelaskan apakah biaya tersebut selama tiga hari atau per hari. Sementara keseluruhan peserta raker di Yogyakarta adalah 55 orang.
Mengutip dari situs Traveloka, harga kamar termurah di hotel tersebut adalah Rp 1.041.641 per malam. Sementara untuk kamar dengan harga tertinggi adalah 1.828.927 per malam.

Klaim Raker KPK di Yogyakarta Lebih Hemat

Ketua KPK Firli Bahuri mengikuti Raker KPK di Hotel Bintang 5 di Yogyakarta. Foto: KPK
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan raker kali ini jauh lebih murah daripada periode sebelum-sebelumnya. Menurut dia, pada periode sebelumnya, setiap satuan kerja hingga direktorat sering menggelar raker sendiri-sendiri.
ADVERTISEMENT
"Dulu di periode sebelumnya malah bukan organisasi, setiap satuan kerja, biro, direktorat ngadain sendiri-sendiri. Jadi bukan seolah-olah ini hal yang baru di KPK," kata Marwata.
"Nah, sekarang kita satukan jangan setiap biro, setiap direktorat, setiap kedeputian ngadain raker sendiri-sendiri. Kita satukan," bebernya.
Disatukannya rapat dari seluruh biro hingga deputi di KPK inilah yang diklaim Marwata membuat biaya menjadi lebih murah.
"Ya iyalah. Kalau dilihat secara keseluruhan dari biaya pasti lebih hemat," ujarnya.
Dia pun membeberkan bahwa saat ini hotel baik bintang 5 maupun bintang 3 tengah terdampak pandemi. Sehingga anggarannya tidak akan melebihi dari yang sudah ditentukan.
"Demikian juga terhadap tarif hotel tersebut. Jadi tentu saja anggaran yang kita alokasikan dalam kegiatan seperti ini sudah ada dari awal kita susun. Tidak akan melebihi plafon yang sudah ditentukan, pasti itu saya pastikan," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Marwata juga menyebut bahwa raker ini tidak akan mengganggu anggaran operasional untuk kegiatan lain. Termasuk pula kegiatan penindakan.
"Ini betul-betul sudah kita alokasikan dari awal dan saya yakin pasti ada sisa. Karena itu plafonnya sudah dibatasi dan kita tentukan lebih rendah dari yang dianggarkan," pungkasnya.
Rapat KPK digelar selama 3 hari yakni 27-29 Oktober 2021 dengan dihadiri oleh Pimpinan hingga pejabat struktural KPK. Raker juga diisi kegiatan santai seperti gowes bareng hingga ngopi bersama.
Rapat tersebut menuai kritik lantaran digelar di hotel berbintang 5 yakni Hotel Sheraton Yogyakarta. Sebab, ini tidak menunjukkan nilai sederhana yang merupakan salah satu nilai integritas antikorupsi yang sering dikampanyekan KPK. Terlebih, rapat ini digelar di saat Indonesia tengah berjuang melawan pandemi. Padahal, KPK disebut mempunya bangunan yang juga bisa digunakan untuk raker.
ADVERTISEMENT