Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Dalam kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, sempat menyinggung soal dana pensiun untuk koruptor yang bertobat.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, wacana yang dilontarkan Prabowo ke massa pendukungnya tersebut disambut penolakan. Dalam paparannya, Prabowo memang berbicara sambil berdialog dengan pendukung.
"Kita akan panggil koruptor-koruptor itu, kita akan minta mereka tobat dan sadar, kembalikanlah uang-uang yang kau curi. Ya boleh kita sisihkan dikitlah, boleh enggak? ya untuk dia pensiun. Kita tinggalin berapa? 5 persen? 3 persen? enggak boleh? Kalau mereka tobat kita terima kembali sebagai saudara kita," kata Prabowo tak tegas melontarkan idenya, Minggu (7/4).
Meski begitu, celetukan Prabowo dalam dialog dengan pendukungnya itu direspons KPK. Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengingatkan, tak ada bentuk toleransi dalam bentuk apapun kepada para koruptor.
"Saya tadi katakan kalau korupsi harus zero tolerance. Zero tolerance itu artinya tidak ada kompromi dengan koruptor karena dia extraordinary crime," kata Saut di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (8/4).
ADVERTISEMENT
Menurut Saut, pemberian dana pensiun jelas tak sesuai dengan penindakan hukum yang selama ini dilakukan KPK.
"Saya katakan diperlukan inovasi yang sistemik, Anda enggak bisa hit and run saja, penjarain orang, hukum-hukum, terus suruh pulang, enggak bisa," kata Saut.
Saut enggan menanggapi lebih jauh apakah pernyataan Prabowo itu sesuai dengan semangat pemberantasan korupsi atau tidak.
"Yang lebih penting adalah mari kita lakukan inovasi-inovasi besar yang extraordinary ever. Jangan ordinary ever. Ini kan kita masih ordinary ever. (UU) Tipikor kita masih kayak begitu," tegas Saut.