KPU: Data Pemilih Ganda di New York Dicoret, Malaysia Ditelusuri

2 Februari 2024 21:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari, saat diwawancarai wartawan usai mengadakan pertemuan dengan Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di Kantor KPU Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari, saat diwawancarai wartawanRI, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari, saat diwawancarai wartawan usai mengadakan pertemuan dengan Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di Kantor KPU Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari, saat diwawancarai wartawanRI, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua KPU, Hasyim Asy'ari mengungkapkan 198 data pemilih ganda yang ditemukan PPLN New York sudah dicoret.
ADVERTISEMENT
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan hak suara pemilih digunakan lebih dari satu kali.
"Karena ganda tentu saja apa, yang ganda itu dicoret satu sehingga kemudian untuk menghindari kemungkinan digunakannya lebih dari satu kali orang memilih kami sudah coret," ujar Hasyim kepada wartawan, di Kantor KPU, Jumat (2/2).
"Karena kalau ganda, kan, artinya yang salah satunya tidak memenuhi syarat dan kemudian dengan begitu surat suara yang dialokasikan atau yang belum digunakan bisa digunakan oleh pemilih yang lain," jelasnya.
Sementara itu, data pemilih ganda di Malaysia yang ditemukan oleh Masyarakat pemantau Pemilu 2024 luar negeri, Migrant CARE, masih ditelusuri.
"Yang di Malaysia sedang ditelusuri kurang lebih metodenya juga akan sama dari DPT, itu akan ditelusuri kembali walaupun sebetulnya ketika proses-proses pemutakhiran daftar pemilih sudah ada salah satu tahapan yaitu analisis kegandaan," tutur Hasyim.
ADVERTISEMENT
Namun, jika setelah dilakukan analisis masih ditemukan data yang ganda, Hasyim menegaskan akan terus dilakukan koreksi.
"Namun demikian, kalau nyatanya masih ada kegandaan juga kami tidak menutup diri untuk dilakukan koreksi-koreksi supaya menghindari potensi-potensi digunakannya nama-nama itu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," pungkasnya.