KPU: Jadi Mayoritas Pemilih di Pilkada 2024, Perempuan Rentan Money Politics

17 November 2024 11:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner KPU Iffa Rosita (kiri), Menteri PPPA Arifah Fauzi, dan Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menghadiri aksi tolak diskriminasi terhadap perempuan dalam pemilu di kawasan Car Free Day, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner KPU Iffa Rosita (kiri), Menteri PPPA Arifah Fauzi, dan Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menghadiri aksi tolak diskriminasi terhadap perempuan dalam pemilu di kawasan Car Free Day, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisioner KPU Iffa Rosita menyoroti kerentanan perempuan dalam pelaksanaan Pilkada serentak 2024. Padahal, tahun ini angka pemilih perempuan jauh lebih banyak dari laki-laki, yakni di atas 50 persen.
ADVERTISEMENT
“Di Pemilu 2024 partisipasi masyarakat kita justru 50 persen lebih adalah pemilih perempuan. Artinya, perempuan sangat penting suaranya di Pilkada 2024,” kata Iffa dalam acara Bawaslu on Car Free Day, Kampanye Pilkada Damai 2024: Perempuan Berani Mengawasi dan Memilih, Bersama Lawan Diskriminasi, Minggu (17/11).
Bawaslu-Kementerian PPPA melakukan aksi tolak diskriminasi terhadap perempuan dalam pemilu di kawasan Car Free Day, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
Hanya saja, suara perempuan masih rentan dibeli. Ia menyinggung soal keadaan sosial budaya di Indonesia yang membuat perempuan sulit untuk menggunakan suara sah nya dengan benar.
“Kita tahu ada money politics dan kemudian ada sosial budaya, jangan sampai menjadi penghambat perempuan untuk menggunakan hak-haknya secara mandiri, bukan dalam tekanan,“ kata Iffa.
Untuk itu, KPU bersama Bawaslu menggandeng Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mengkampanyekan stop diskriminasi terhadap perempuan dan anak dalam pelaksanaan Pilkada serentak.
ADVERTISEMENT
“Karena mungkin dianggap selama ini perempuan itu lemah, perempuan tidak berdaya, padahal sebetulnya kita semua komponen dari perempuan seluruh Indonesia,” kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di lokasi yang sama.
Bawaslu-Kementerian PPPA melakukan aksi tolak diskriminasi terhadap perempuan dalam pemilu di kawasan Car Free Day, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
Arifah berharap, lewat kampanye ini perempuan akan saling menguatkan dan mengedukasi satu sama lain agar bisa memilih sesuai hati nurani tanpa diskriminasi, tanpa pengaruh apa pun baik sosial, budaya patriarki, maupun money politics.
“Kita akan menguatkan perempuan, supaya bisa mandiri memilih sesuai dengan hati nuraninya,” tuturnya.
Kampanye ini juga melibatkan NGO (Non-Governmental Organization) baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Koalisi Perempuan Indonesia, Kalyanamitra, hingga UN Women.