Kremlin: Menyerang Wilayah Aneksasi di Ukraina Sama dengan Serang Rusia

3 Oktober 2022 12:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri acara yang menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di Stadion Luzhniki di Moskow, Rusia, Jumat (18/3/2022). Foto: Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri acara yang menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di Stadion Luzhniki di Moskow, Rusia, Jumat (18/3/2022). Foto: Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via Reuters
ADVERTISEMENT
Serangan terhadap wilayah Ukraina mana pun yang akan dianeksasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, secara otomatis dianggap sebagai agresi terhadap Rusia itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam sesi jumpa pers pada Jumat (30/9). Ketika ditanya wartawan apakah serangan Ukraina terhadap wilayah yang diklaim Rusia sebagai miliknya akan dianggap sebagai serangan terhadap Rusia, ia membenarkan hal itu.
“Itu tidak akan menjadi hal lain (selain serangan terhadap Rusia sendiri),” jawab Peskov singkat, seperti dikutip dari Reuters.
Di hari yang sama, Putin akan mendeklarasikan lebih dari 15 persen wilayah Ukraina yang terdiri dari empat provinsi, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia untuk secara resmi bergabung ke Rusia.
Saat ini, sebagian besar wilayah itu diduduki oleh pasukan bersenjata Rusia atau dipimpin pemerintah proksi pro-Rusia.
Penduduk setempat memberikan suaranya ke dalam kotak suara pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
Keberhasilan Rusia menguasai keempat wilayah itu terjadi usai diselenggarakannya referendum atau pemungutan suara di keempat provinsi tersebut pada pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Hasil perhitungan awal menunjukkan, lebih dari 90 persen penduduk di wilayah itu mendukung aneksasi Rusia.
Barat dan Ukraina memandang peristiwa itu sebagai lelucon dan sebuah kepalsuan. Mereka menilai, pemungutan suara dilakukan secara tergesa-gesa, tidak transparan, dan melanggar hukum internasional.
Meski referendum sudah digelar, namun Rusia belum sepenuhnya menguasai wilayah Donetsk. Hingga saat ini, Moskow baru menguasai sekitar 60 persen wilayah di Provinsi Donetsk.
Dan ketika Peskov ditanya apa yang akan terjadi jika ada wilayah yang belum berada di bawah kendali Rusia, ia menjawab cepat atau lambat wilayah tersebut akan lepas dari Ukraina.
“Itu akan dibebaskan,” ujar Peskov, seraya mengisyaratkan bahwa seluruh wilayah Donetsk akan menjadi bagian dari Rusia.
ADVERTISEMENT