Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Seluruh daya dan upaya dikerahkan tim pencarian untuk menemukan keberadaan KRI Nanggala 402 yang hilang kontak sejak Rabu (21/4) lalu. Bantuan dari negara tetangga pun sudah berdatangan untuk menyelamatkan 53 awak kapal selam TNI hilang itu.
ADVERTISEMENT
Namun, takdir berkata lain. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memastikan bahwa fase pencarian kapal selam ditingkatkan dari Submiss menjadi Subsunk.
Selain itu, kapal selam KRI Nanggala juga disematkan status on eternal patrol. Lantas apa makna istilah on eternal patrol?
Analis Utama Lab-45 yang juga pengamat pertahanan Andi Widjajanto menjelaskan, saat Perang Dunia II, kapal-kapal selam biasanya melakukan patroli perang (war patrol) untuk memastikan tidak ada kapal perang lawan yang mengancam konvoi kapal perang permukaan. Mereka juga bertugas untuk melumpuhkan kapal perang lawan.
Sementara itu, setelah Perang Dunia II, kapal selam, terutama nuklir bertugas untuk menangkal lawan atau deterrent patrol.
"Menghadirkan kemampuan serangan balas (second strike) nuklir dengan mobilitas strategis yang tinggi. Patroli penangkalan ini bisa dilakukan oleh kapal selam nuklir secara senyap berbulan-bulan dengan kontak minimal ke markas AL," ujar Andi, Minggu (25/4).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, patroli dihitung sejak kapal selam keluar pangkalan AL hingga kapal selam kembali ke pangkalan. Nah, istilah on eternal patrol muncul ketika kapal yang bertugas mengalami kecelakaan dan tidak kembali ke markas.
"Saat kapal selam mengalami kecelakaan (bukan karena ditembak musuh), ada tiga sebab utama: tabrakan, ledakan dalam, dan retak dan dinyatakan tenggelam (subsunk). Bagi yang tidak kembali ke pangkalan, status on eternal patrol diberikan ke kapal selam tersebut," jelas eks Sekretaris Kabinet itu.
Mengutip informasi yang dimuat oleh wearethemighty.com, Harold C Hutchinson dalam tulisannya berjudul This is What 'Eternal Patrol' Means for Submarines, menyebut istilah ini telah dikenal sejak masa Perang Dunia ke-2.
Di era ini, penggunaan kapal selam oleh sekutu maupun pasukan Jerman mulai meningkat. Istilah patroli sering digunakan armada kapal selam saat mereka bertugas untuk mengintai kapal-kapal musuh.
ADVERTISEMENT
Saat itu, istilah on eternal patrol atau dalam patroli abadi disematkan pada kapal selam yang tak berhasil pulang dalam tugas. Mereka dianggap tetap melakukan tugas patroli tapi dalam keabadian.
Istilah on eternal patrol terus digunakan setelah Perang Dunia II usai. Misalnya saat Amerika Serikat kehilangan 4 kapal selam.
Pada 26 Agustus 1949, kapal selam diesel-listrik kelas Balao, USS Cochino (SS 345) hilang dan dinyatakan tenggelam. Disusul kemudian USS Stickleback (SS 415) yang juga tenggelam akibat kecelakaan pada 29 Mei 1959.
Dua kapal selam serang bertenaga nuklir USS Thresher (SSN 593) dan USS Scorpion (SSN 589) hilang pada 1963 dan 1968 dengan membawa seluruh awak kapalnya.
Tenggelamnya USS Thresher tercatat sebagai musibah kapal selam terburuk yang mengakibatkan 129 awak kapal selam meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Salah satu kecelakaan kapal selama terburuk pernah dicatatkan Rusia pada 12 Agustus 2020 lalu. Kapal selam Kursk tenggelam.
Kapal selam bertenaga nuklir itu meledak saat tengah dalam perjalanan menuju Laut Barents. Besarnya peristiwa kecelakaan kapal Kursk itu pun turut diabadikan melalui film layar lebar berjudul Kursk (2018).
Pencarian Tetap Dilanjutkan
Kendati telah dinyatakan tenggelam, Yudo memastikan pencarian kapal masih akan terus dilanjutkan. Hal itu dikarenakan hingga saat ini tim gabungan masih belum menemukan korban dari awak KRI Nanggala.
"Karena kan belum ada satu korban yang ditemukan, yang baru ditemukan baru barang-barang ini. Jadi, kami tidak bisa menduga-duga bagaimana kondisi korban dan sebagainya," ungkap Yudo.
Tak hanya terus mengintensifkan pencarian, kata Yudo, tim gabungan juga mempersiapkan tim medis untuk membantu proses evakuasi kru kapal yang kemungkinan selamat dari musibah ini.
ADVERTISEMENT
"Di mana fase subsunk (tenggelam) untuk evakuasi medis terhadap ABK yang ada kemungkinan selamat, kita evakuasi baik di Surabaya atau Banyuwangi. Demikian tim gabungan SAR masih terus berjuang mengidentifikasi kontak-kontak tadi," kata Yudo