Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
TNI masih terus mencari keberadaan kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Selat Bali pada Rabu (21/4) pukul 03.00 WIB. Kapal selam milik TNI AL itu diduga tenggelam saat mengikuti latihan peluncuran torpedo.
ADVERTISEMENT
Kadispen TNI AL Laksma Julius Widjojono mengatakan, pencarian terhadap KRI Nanggala masih dilakukan hingga Kamis (22/4) pagi. Sejauh ini, belum bisa dipastikan nasib dari 53 awak yang terdiri dari 49 ABK, 1 komandan kapal, dan 3 arsenal.
"(Pencarian) masih berlangsung. Informasi kondisi ABK belum dapat dipastikan," kata Julius kepada wartawan.
Sementara mengenai lokasi dari KRI Nanggala, Julius juga belum bisa memastikannya. Namun diduga lokasi tenggelamnya kapal selam itu tidak jauh dari tumpahan minyak.
"Di area tumpahan minyak kemarin," ucap dia.
Julius menyebut, TNI AL sudah mengerahkan berbagai armada untuk ikut mencari KRI Nanggala. Termasuk KRI Rigel.
"Pencarian dipimpin oleh KSAL Laksamana Yudo Margono di KRI di Suharso. Besok tiba KRI Rigel," tutur Julius.
ADVERTISEMENT
Julius menjelasakan, KRI Rigel ikut dilibatkan karena bisa mendeteksi sonar kapal selam. Selain itu, pencarian terhadap kapal selam berbeda di dalam laut berbeda.
"Kita pakai sonar di Rigel tapi bukan sinyal seperti untuk mencari black box, karena mencari kapal selam itu harus ditemukan fisiknya," jelas Julius.
Seputar KRI Rigel
KRI Rigel memang biasa dikerahkan untuk ikut membantu proses pencarian dan penyelamatan di lautan. Terakhir saat Pesawat Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
KRI Rigel merupakan kapal perang yang dimiliki Indonesia. Kapal perang ini dibuat di galangan OCEA, Les Sables-d'Olonne, Perancis. Nama Rigel diambil dari nama rasi bintang yang paling terang dari Rasi Orion. Kapal perang ini disebut-sebut sebagai kapal perang tercanggih di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Kapal perang ini terbuat dari aluminium dengan bobot 560 ton dengan dimensi panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter. KRI Rigel yang diluncurkan 11 Desember 2014 lalu ini dilengkapi dengan peralatan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut hingga kedalaman 1.000 meter dan mengirimkan kembali data secara periodik ke kapal utama yakni kapal BHO.
Kapal Rigel ini dilengkapi dengan ROV (Remotely Operated Vehicle), SSS (Side Scan Sonar), Laser Scaner untuk mendapatkan gambaran daratan, AWS (Automatic Weather Station), Echosounder Multibeam laut dalam dan Singlebeam, Peralatan CTD (Conductivity Temperatureand Depth), Gravity Corer, kelengkapan Laboratorium serta kemampuan survei perikanan. KRI Rigel pertama kali dioperasikan pada 11 Maret 2015.
Kapal Rigel juga dilengkapi dengan persenjataan mitraliur kaliber 20 mm dan kaliber 12,7 mm. KRI ini merupakan kapal survei dan pemetaan yang cukup canggih karena dilengkapi dengan peralatan survei hidro-oseanografi terbaru yang dapat digunakan untuk pengumpulan data sampai dengan laut dalam.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Julius memohon doa restu kepada seluruh masyarakat Indonesia agar KRI Nanggala dapat segera ditemukan.
"Mohon doa restu agar kami bisa temukan mereka dengan keadaan baik," tutup Julius.