Krisis di Peru Makin Bergejolak, Presiden Copot Perdana Menteri

19 Desember 2022 11:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Peru, Pedro Angulo. Foto: Stringer/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
PM Peru, Pedro Angulo. Foto: Stringer/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Peru, Dina Boluarte, mengunumkan akan mencopot Perdana Menteri Peru, Pedro Angulo, pada Minggu (18/12).
ADVERTISEMENT
Boluarte tidak mengindikasikan kemungkinan pengganti Angulo yang baru sepekan menjabat sebagai PM Peru. Perombakan kabinet akan berlangsung pada Senin (19/12) dan Selasa (20/12).
Boluarte menyebut adanya kebutuhan untuk menempatkan 'menteri-menteri yang berpengetahuan luas di setiap sektor'.
Perubahan ini menyusul pengunduran diri Menteri Pendidikan Peru, Patricia Correa, dan Menteri Kebudayaan Peru, Jair Perez.
Keduanya mengambil keputusan tersebut akibat kekerasan yang telah menelan banyak nyawa selama protes sejak penggulingan dan penangkapan mantan Presiden Peru, Pedro Castillo.
"Tidak ada seorang pun yang dapat memiliki menteri yang baru belajar sambil bekerja," ungkap Boluarte, dikutip dari Reuters, Senin (19/12).
"Ini adalah pemerintahan transisi, kita harus bertindak cepat," tambah dia.
Presiden sementara Peru Dina Boluarte setelah dilantik, di Lima, Peru. Foto: Sebastian Castaneda/REUTERS
Kabinet baru—yang nantinya akan bekerja dengan Kongres yang dipimpin oposisi—akan bertindak sedikit lebih politis.
ADVERTISEMENT
"Kami akan membentuk kembali Kabinet, mungkin Kabinet yang lebih teknis, tetapi juga yang sedikit lebih politis untuk dapat menciptakan jembatan dialog ini," ujar Boluarte.
Boluarte sebelumnya adalah wakil presiden Castillo. Setelah pencopotan, Castillo ditahan karena berusaha membubarkan Kongres.
Sepanjang masa jabatannya yang berumur pendek, Castillo sering terlibat dalam perselisihan dengan Kongres.
Presiden Peru, Pedro Castillo. Foto: Janine Costa/AFP
Castillo sekarang menjalani penahanan pra-sidang selama 18 bulan sambil diselidiki atas tuduhan pemberontakan dan konspirasi.
Protes yang meletus setelah penahanan ini telah menewaskan 20 orang. Enam orang lainnya tewas akibat insiden terkait blokade jalan.
Para pengunjuk rasa terdiri dari warga yang tidak senang dengan pemerintah, serta para pendukung Castillo. Mantan guru dan putra petani ini menarik dukungan signifikan dari daerah pedesaan miskin.
Demonstran memblokir Titik Penyeberangan Perbatasan Desaguadero antara Bolivia dan Peru selama protes menyusul penggulingan mantan Presiden Peru Pedro Castillo, di Desaguadero, Peru, Jumat (16/12/2022). Foto: Claudia Morales/REUTERS
Demonstran memblokir jalanan dan menutup beberapa bandara utama selama berhari-hari. Aksi tersebut merupakan protes terburuk yang melanda negara ini dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Gejolak semacam ini mengancam akan mengganggu stabilitas ekonomi dan politik, serta merusak kepercayaan investor terhadap negara produsen tembaga kedua terbesar di dunia tersebut.
Ini bukan guncangan politik pertama di Peru. Sebagaimana Castillo, penduduk tidak memiliki pandangan baik tentang Kongres. Mereka meyakini, Kongres bersifat korup dan mementingkan diri sendiri.
Menurut jajak pendapat dari Datum, hanya ada sebelas persen warga yang menyetujui Kongres Peru.