Krisis Politik Mali: Pemberontakan, Penyekapan dan Todongan Senjata ke Presiden

19 Agustus 2020 9:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendukung oposisi bereaksi terhadap berita kemungkinan pemberontakan tentara di pangkalan militer di Kati, Mali. Foto: Rey Byhre/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pendukung oposisi bereaksi terhadap berita kemungkinan pemberontakan tentara di pangkalan militer di Kati, Mali. Foto: Rey Byhre/Reuters
ADVERTISEMENT
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita memutuskan mengundurkan diri pada Rabu (19/8). Krisis politik merupakan pemicu aksi pemberontakan militer.
ADVERTISEMENT
Keputusan pengunduran diri Keita dan pemerintahannya dipenuhi aksi menjurus kekerasan.
Keita terlebih dulu ditahan oleh pemberontak militer. Bahkan saat ditahan, Keita sempat ditodong senjata.
Pendukung oposisi bereaksi terhadap berita kemungkinan pemberontakan tentara di pangkalan militer di Kati, Mali. Foto: Rey Byhre/Reuters
Mengutip AFP, Keita merupakan sosok yang memenangi pemilu dengan mutlak pada 2013 lalu. Lima tahun sesudahnya dia kembali menang.
Selama memerintah Mali, Keita dikenal dengan sebagai pemimpin tegas dan tanpa kompromi. Ia bahkan sempat menjadi sosok populer di negara Afrika Barat itu.
Namun, semua berubah kala kekerasan kelompok radikal dan kerusuhan antaretnis meningkat di Mali.
Tentara Mali. Foto: AFP
Keadaan diperparah dengan beberapa faktor lainnya. Keita dianggap lamban mereformasi politik, gagal membendung merosotnya ekonomi, buruknya pelayanan publik, dan korupsi merajalela. Hal itu membuat sentimen anti-Keita muncul di Mali.
Puncaknya pada pekan ini, Keita semakin dihujani kritik oleh kelompok oposisi.
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona dan penculikan pemimpin oposisi Soumalia Cisse pada Maret lalu membuat posisi Keita semakin terpojok hingga akhirnya memilih mundur pada Rabu (19/8).

Negara Kaya Namun Miskin

Mali adalah negara berpenduduk 20 juta jiwa yang berlokasi sebelah barat Benua Afrika.
Perekonomian Mali sepenuhnya bergantung pada pertanian dan pertambangan.
Ibrahim Boubacar Keita. Foto: Getty Images
SDA paling unggul di Mali adalah pertambangan emas. Mali adalah produsen emas terbesar ketiga di Afrika.
Kekayaan SDA ternyata tak bisa menyelamatkan Mali dari kemiskinan. Kesalahan pengelolaan negara dan korupsi membuat Mali tercatat sebagai salah satu negara paling miskin di dunia.