Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kristen Advent: Yesus Kristus Tak Mungkin Lahir 25 Desember
25 Desember 2022 10:02 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Ribuan orang berkumpul di ladang jagung, New York, Amerika Serikat, Rabu 22 Oktober 1844. Mereka tengah menanti hari kiamat sekaligus menunggu kedatangan sang juru selamat, Yesus Kristus. Di antara mereka bahkan ada yang menapaki bukit supaya bisa melihat-Nya lebih dekat.
ADVERTISEMENT
Namun tak ada apa pun yang terjadi. Pagi berganti siang, lalu siang berganti malam, sang juru selamat tak kunjung turun dari langit. Dengan perasaan sedih dan terguncang, ribuan orang itu pulang berurai air mata. Menyisakan rasa kecewa terhadap pemimpin kelompok tersebut, William Miller.
Kisah ini diamini Pendeta Kristen Advent di Jakarta International Seventh-day Adventist Church (JISDAC), Pastor Yoanes Sinaga. Kami berdialog dengannya di Kantor Pusat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Uni Indonesia Kawasan Barat, Jalan M.T. Haryono, Jakarta Selatan.
“Dia [Miller] menyatakan Yesus itu akan datang pada tanggal 22 Oktober 1844. Pergerakan yang disebut Miller Rights ini memiliki banyak pengikut, bahkan sampai 50 ribu di Amerika pada waktu itu. Tapi ketika mereka menunggu sampai tanggal tersebut, Yesus enggak datang-datang,” tutur Pastor Yoanes saat berbincang dengan kumparan pada Sabtu (17/12).
William Miller (1782-1849) merupakan pendeta Protestan dari kalangan Gereja Baptis. Ia aktif menyebarkan ceramah kedatangan Yesus melalui brosur hingga surat kabar. Masyarakat yang percaya pun berbondong-bondong menyumbangkan hartanya lantaran yakin kiamat segera tiba.
ADVERTISEMENT
Sejarah lalu mencatat peristiwa itu sebagai 'The Great Disappointment' atau 'Kekecewaan Besar'. Kekecewaan terhadap Yesus yang tak kunjung datang itu pun mendorong para pengikut Miller mendirikan kelompok baru bernama Kristen Advent. Mereka adalah James White, Ellen White, dan Joseph Bates.
Para mantan pengikut Miller itu mempertanyakan mengapa Yesus tak datang pada 22 Oktober 1844. Ramalan Miller sendiri merujuk pada interpretasi terhadap Perikop Daniel 8:14 tentang 2.300 petang dan pagi di Kitab Perjanjian Lama. Kristen Advent pun berupaya menafsirkan ulang perkara tersebut.
“Mereka tiba pada kesimpulan bahwa ada yang salah [di hitungan Miller]. Tanggalnya tepat, tapi tanggal tersebut bukanlah berbicara mengenai kedatangan Yesus, melainkan satu fase pelayanan bagi manusia yang dilakukan Yesus di surga,” jelas Pastor Yoan.
ADVERTISEMENT
Interpretasi baru Kristen Advent pun mendapat tempat di hati masyarakat AS. Aliran ini pun menjadi salah satu denonimasi Protestan hingga saat ini. Nama Advent diambil dari kata Latin Adventus yang artinya adalah Kedatangan. Mereka percaya bahwa Yesus akan datang, tetapi tidak tahu pastinya.
Geliat Gereja Advent di Indonesia
Di Indonesia, Gereja Advent pertama kali masuk pada tahun 1900-an. Seorang misionaris AS bernama Ralph W. Munson dikirim dan akhirnya menetap di Padang. Dari sana, ajaran Advent dibawa oleh Immanuel Siregar. Ia merupakan Pemuda Batak yang menjadi orang Indonesia pertama pemeluk Gereja Advent.
“Dari situlah Gereja Advent berkembang di seluruh Indonesia. Hingga sekarang kita mempunyai kurang lebih 200 ribu pemeluk dari Sabang sampai Merauke. Dengan gereja kurang lebih sebanyak 1.000-an,” tutur Pastor Yoanes sambil duduk tepat di depan altar gereja.
Menurut data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kristen merupakan agama dengan pemeluk terbanyak kedua di Indonesia. Jumlahnya mencapai 20.451.589 orang per 31 Desember 2021.
ADVERTISEMENT
Jika merujuk data jemaat Advent oleh Pastor Yoanes, ini berarti satu persen dari pemeluk Kristen merupakan jemaat Advent.
Sementara itu, salah satu perbedaan Kristen Advent dengan Kristen lainnya adalah ibadah dilakukan tiap Sabtu. Mereka menjadikan hari ketujuh atau Sabat (Sabtu) sebagai hari kudus.
“Jadi kalau hari Sabat itu kita memang benar-benar menyerahkan hari itu untuk Tuhan. Karena itulah artinya ‘kudus’. Seharian itu kita dedikasikan untuk Tuhan. Jadi enggak ada entertainment, enggak pergi kerja, kita enggak pergi jalan-jalan. Kita minimize waktu untuk melakukan hal-hal duniawi dan fokus ke hal-hal surgawi,” jelas Pastor Yoanes.
Tak Percaya Yesus Lahir 25 Desember
Kristen Advent tak percaya 25 Desember sebagai hari lahir Yesus Kristus. Aliran tersebut menilai 25 Desember tidaklah akurat untuk ditetapkan sebagai hari lahir Yesus Kristus.
ADVERTISEMENT
“Kita tidak percaya Yesus lahir exactly tanggal segitu. Menurut kami itu tidak akurat. Dan Alkitab juga memiliki beberapa indikator yang menunjukkan bahwa Yesus itu tak lahir pada bulan Desember. Contohnya waktu Yesus lahir itu gembala sedang menggembalakan domba-dombanya di padang rumput hijau. Otomatis itu tak mungkin kan, dingin-dingin para domba keluar makan rumput. Itu tidak pas secara kitabiah,” jelas Pastor Yoan.
Hingga saat ini, penetapan Natal pada 25 Desember memang masih menjadi perdebatan. Namun paling tidak, ada dua teori utama kenapa Natal dirayakan pada 25 Desember.
Teori pertama adalah hipotesis 'sejarah agama', artinya Natal menggantikan satu atau lebih hari raya lain. Teori kedua disebut hipotesis 'perhitungan', yaitu orang Kristen menggunakan suatu bentuk perhitungan hingga menemukan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus.
ADVERTISEMENT
Menurut Philipp Nothaft, peneliti sejarah astronomi dan kronologi di University of Oxford’s All Souls College, kedua teori tersebut kemungkinan benar. Pernyataan itu ia ungkapkan kepada Live Science pada 11 Desember 2022 lalu.
Berdasarkan catatan kuno, tulis Philipp, pesta yang didedikasikan untuk Sol Invictus alias dewa matahari diadakan oleh Kekaisaran Romawi setiap 25 Desember. Ini meningkatkan kemungkinan Natal telah menggantikan perayaan tersebut.
Sementara itu, hipotesis 'perhitungan' didasarkan pada gagasan bahwa umat Kristen menghitung kelahiran Yesus. Caranya dengan menambahkan sembilan bulan pada hari yang mereka anggap sebagai pembentukan Yesus.
Orang Kristen percaya betul bahwa hari penyaliban Yesus terjadi pada 25 Maret. Mereka lalu menambahkan sembilan bulan hingga didapat tanggal 25 Desember. Ini artinya, umat kristiani menganggap tanggal penyaliban Yesus sebagai tanggal pembentukan.
ADVERTISEMENT
Umat Katolik sendiri meyakini bahwa Yesus lahir 25 Desember dengan cara hipotesis perhitungan. Gereja Katolik, setidaknya sejak abad kedua, telah mengklaim bahwa Kristus lahir di tanggal tersebut. Hal ini, misalnya, dapat dilihat dalam buku Taylor Marshall berjudul The Eternal City: Rome and Origins of Catholic Christianity (2012).
Dalam buku itu disebutkan bahwa bukti kelahiran Yesus pada 25 Desember muncul dari kesaksian para Bapa Gereja abad-abad awal (abad 1 sampai awal abad 4) di masa sebelum pertobatan Kaisar Konstantin dan kerajaan Romawi. Kemudian di sekitar tahun 400, St. Agustinus meneguhkan tradisi 25 Maret sebagai konsepsi Sang Mesias dan 25 Desember sebagai hari kelahiran-Nya.
Nah, Kristen Advent memang tak meyakini Yesus lahir di tanggal tersebut. Namun, itu bukan berarti mereka tak merayakan natal sama sekali.
ADVERTISEMENT
“Kami tetap merayakan Natal. Kami merayakan Natal kadang-kadang bisa setiap hari di rumah-rumah atau juga pada waktu Perjamuan Kudus. Itulah perayaan Natal kami. Perjamuan Kudus itu adalah ketika kita mengingat kelahiran, kehidupan, dan kematian Yesus Kristus,” tegas Pastor Yoan.
Tak hanya itu. Perayaan Natal dalam Gereja Advent terbilang berbeda dengan Gereja Kristen Lainnya. Gereja Advent melihat Natal merupakan perayaan kudus dan suci, bukan perayaan yang bersifat duniawi. Pastor Leroy Pakpahan, Pendeta Pimpinan di GMAHK Jakarta, menyebutkan perayaan Natal seharusnya suci dan khusuk.
"Karena sudah menjadi pameo bahwa merayakan Natal kelihatannya kita tidak sedang menghormati Tuhan Yesus, tapi sedang menikmati kepelesiran dunia ya. Jadi seharusnya itu adalah satu perayaan agama, satu perayaan yang membawa kita lebih dekat, bukan yang lain begitu ya. Kami merayakan dengan tidak vulgar begitu ya," jelas Pastor Leroy.
ADVERTISEMENT