Kritik Jokowi: Pesimisme Laku, Sampaikan yang Negatif, Tepuk Tangannya Keras

11 Oktober 2024 15:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi menyampaikan paparannya saat 100 CEO Forum Tahun 2024 di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat (11/10/2024). Foto: Youtube/ Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menyampaikan paparannya saat 100 CEO Forum Tahun 2024 di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat (11/10/2024). Foto: Youtube/ Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi mengungkapkan, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas lima persen. Padahal, kata dia, situasi dunia saat ini tidak jelas dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi di kisaran 2 persen.
ADVERTISEMENT
“Hal-hal seperti inilah yang patut kita syukuri, kita sering lupa bersyukur dan kita sering tidak membandingkan negara lain seperti apa dan negara kita seperti apa,” kata Jokowi di Kompas 100 CEO Forum yang digelar di Istana Garuda IKN, Kalimantan Timur, pada Jumat (11/10).
Kegiatan ini dihadiri oleh CEO sejumlah perusahaan dan sejumlah menteri seperti Menko Marves Luhut Pandjaitan dan Menteri PUPR Basuki Hadimulyono.
Jokowi mengatakan, seharusnya yang terus dipompa adalah pemikiran yang positif. Namun ia menilai, justru sifat pesimis dan negatif yang lebih disukai masyarakat.
“Sayangnya, sekarang ini yang laku yang pesimis-pesimis, yang pesimisme, yang negativisme,” kritik Jokowi yang lengser dari kursi RI-1 pekan depan ini.
Jokowi membuka Kompas 100 CEO Forum Tahun 2024, Istana Garuda, IKN, 11 Oktober 2024 Foto: Dok. Biro Pers Setpres
“Kalau Bapak pidato di depan atau menyampaikan presentasi, kalau mau tepuk tangannya banyak, sampaikan hal-hal yang pesimis, pasti tepuk tangannya banyak banget. Atau sampaikan yang negatif-negatif pasti tepuk tangannya juga keras sekali,” kata Jokowi kepada hadirin.
ADVERTISEMENT
Jokowi lantas mengungkapkan pembangunan selama dirinya menjabat telah memberi dampak bagi pertumbuhan ekonomi. Meski, menurutnya, infrastruktur di Indonesia masih ketinggalan dari negara lain, contohnya China.
“Pembangunan infrastruktur itu telah menaikkan global competitiveness ranking kita dari 42 di 2015 sekarang di ranking 27. Dan juga telah menaikkan global innovation ranking dari 97 ke 54,” tuturnya.
“Ini angka-angka yang memang harus kita sajikan supaya kita karena Bapak Ibu pintar-pintar semuanya jadi tahu bahwa dari pembangunan itu ada hasil-hasil yang konkret yang akan memperkuat daya saing kita, competitiveness kita akan naik,” ungkapnya.