Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sejumlah mahasiswa dan pemuda dari Sekolah Anti Korupsi Aceh (SAKA) turun ke jalan berunjuk rasa memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2019. Massa menyuarakan tentang pemberantasan korupsi di tanah air sedang mengalami cobaan berat.
ADVERTISEMENT
Dalam aksi yang berlangsung di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh, Senin (9/12), para peserta aksi tampak membawa sejumlah poster berisikan sikap protes, serta memakai topeng wajah penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Koordinator Aksi, Hakiki, mengatakan pemberantasan korupsi sedang mengalami cobaan berat. Kontroversi UU 19 tahun 2019 yang telah disahkan, melemahkan kerja lembaga antirasuah dalam menindak koruptor.
“Maka sudah semestinya Presiden mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) KPK. Ini penting untuk segera diterbitkan, guna mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia,” ujarnya.
Hakiki menuturkan, grasi dan remisi untuk koruptor akan mengakibatkan proses penegakan hukum terus melemah serta koruptor bisa bersuka ria menggerogoti uang rakyat.
“Pemberantasan korupsi sedang dalam cobaan, namun kawan-kawan, kita tidak boleh menyerah. Percayalah, pasti ada jalan yang lebih baik. Kami meminta kepada Presiden untuk tidak tutup mata terhadap kondisi pemberantasan korupsi yang terus dikebiri,” ungkapnya.
Dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional, mereka mengajak seluruh masyarakat untuk menolak segala bentuk pelemahan terhadap KPK, dan mendesak Presiden untuk segera mengeluarkan Perppu.
ADVERTISEMENT
“Kami juga meminta Gubernur Aceh dan DPR Aceh untuk menyurati dan memberi dukungan kepada Presiden agar secepatnya mengeluarkan Perppu. Meminta Mahkamah Konstitusi (MK) menerima seluruh permohonan uji materi UU KPK,” pungkasnya.