Kritik Ridwan Kamil Soal Hasil Poling di Twitter: Tidak Ilmiah

14 Agustus 2018 19:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ridwan Kamil saat berkunjung ke DPP PPP ,Jakarta, Rabu (4/7) (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ridwan Kamil saat berkunjung ke DPP PPP ,Jakarta, Rabu (4/7) (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Poling di twitter tengah ramai, apalagi menjelang pilpres. Tak sedikit publik yang menjadikan poling di twitter menjadi rujukan, padahal dengan kenyataannya jauh berbeda. Seperti dituturkan Gubernur terpilih Jawa Barat periode 2018-2023, Ridwan Kamil.
ADVERTISEMENT
Kang Emil, biasa dia disapa, memberikan contoh soal seputar polling yang dilakukan warganet di twitter menjelang pemilihan umum Gubernur Jawa Barat 2018 lalu.
Dalam beberapa polling yang pernah dibuat oleh berbagai akun twitter, terlihat pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum diprediksi kalah telak di Pilgub Jawa Barat 2018 lalu.
Menurut Ridwan kamil, hasil polling via twitter tidaklah relevan karena mayoritas pemilih pun tidak memiliki akun twitter.
"Poling via Ttwitter itu menurut saya kurang ilmiah. Mayoritas pemilih pun tidak main twitter," tulis Ridwan Kamil di akun twitternya @ridwankamil pada Senin (14/8).
Ridwan juga menambahkan banyak akun-akun palsu yang beredar di Twitter, sehingga keabsahan hasil polling patut dipertanyakan. "Juga banyak akun-akun bot (robot) yang bisa dikondisikan," ujar Ridwan.
ADVERTISEMENT
Ridwan menganggap polling-polling yang dilakukan oleh berbagai akun di twitter hanyalah bentuk hiburan dalam menyemarakkan pesta demokrasi terbesar rakyat Jawa Barat tersebut. "(Semua) Hanya untuk hiburan," tambah Ridwan.
Selain itu, Ridwan menganggap hasil akhir Pilgub Jabar dinilai rakyat bedasarkan reputasi, pengalaman, dan rekam jejak tiap kandidat yang dipilih rakyat Jabar. Ridwan berujar "Pengalaman (tiap kandidat) Pilkada Jabar membuktikan."
Kemudian, Ridwan mengajak para netizen untuk menjadi pemilih cerdas yang berfokus pada nilai gagasan dan visi dalam menyelesaikan masalah. "Be a smart voter: Mari fokus edukasi demokrasi ini pada jualan gagasan & visi jalan keluar," tutup Ridwan Kamil.