Kritikan Rio Capella untuk NasDem dan Jawaban Paloh

11 November 2019 5:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri Partai Nasdem Patrice Rio Capella memberikan keterangan pers terkait maslah terkini Partai Nasdem di Jakarta, Minggu (10/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aprilio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Partai Nasdem Patrice Rio Capella memberikan keterangan pers terkait maslah terkini Partai Nasdem di Jakarta, Minggu (10/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aprilio Akbar
ADVERTISEMENT
Di tengah-tengah Kongres II, Partai NasDem diguncang dengan konferensi pers pendiri sekaligus mantan Sekjen NasDem Patrice Rio Capella. Pria yang namanya sempat terseret kasus korupsi ini mengaku tidak akan melanjutkan karier politiknya di NasDem.
ADVERTISEMENT
"Ke depan, saya tentu akan kembali aktif berpolitik. Mengenai partai mana yang akan menjadi tempat saya berlabuh, tentunya harus sejalan dengan visi misi untuk Indonesia maju dan memiliki ideologi jelas serta kuat," kata Rio di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).
Pasalnya, menurut Patrice, NasDem saat ini sudah bukan partai yang memperjuangkan hak rakyat.Namun, ia menilai, partai yang dipimpin Surya Paloh ini tak lebih dari sebuah restoran politik.
"Partai NasDem kini sudah berubah jadi restoran politik tempatnya masak memasak, goreng menggoreng kepentingan politik yang bukan untuk perjuangkan kepentingan rakyat, bukan kepentingan politik partai. Tapi kepentingan kelompok tertentu di internal partai NasDem," tegasnya.
Ia mengaku terkejut dengan sejumlah manuver politik NasDem saat ini. Termasuk soal pertemuan dengan sejumlah pimpinan partai oposisi, padahal NasDem tengah berada di dalam pemerintahan.
ADVERTISEMENT
"Manuver ini sangat tidak pas atau memalukan karena partai NasDem seolah milik pribadi yang menyongsong kepentingan politik," ucap Patrice.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (tengah) didampingi Sekjen Partai Nasdem, Johnny G. Plate (kanan) dan Bendahara Umum Ahmad M Ali saat tiba di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Menurutnya, manuver tak biasa NasDem ini tak lepas dari kemarahan partai tersebut karena tak mendapat kursi Jaksa Agung. Di periode sebelumnya, posisi Jaksa Agung ditempati oleh mantan poitikus NasDem, HM Prasetyo, sedangkan saat ini posisi tersebut diisi jaksa karier ST Burhanuddin.
"Presiden Jokowi sudah bertindak tepat mengusung Jaksa Agung sekarang, bukan kader parpol dan Jaksa Agung saat ini merupakan jaksa karier sehingga tau persis mengelola institusi kejaksaan secara benar," kata dia.
Ia juga mengkritik masalah Presiden Joko Widodo yang tidak diundang di pembukaan Kongres II NasDem. Malah, tokoh yang diundang saat itu adalah Gubernur DKI Anies Baswedan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi rentetan kritik tersebut, Ketua DPP NasDem Zulfan Lindan justru menilai Patrice hanya sakit hati. Sebab, kritikan yang dilontarkan Patrice sudah tidak tepat karena ia saat ini bukan kader NasDem lagi.
"Kurang tepat dong, dia bicara partai baru apa, dia masuk ke mana, dia ngomong di situ. Jangan ngomong di NasDem," kata Zulfan.
"Kebodohan dia aja, menurut saya kebodohan dia saja. Ini mau jadi politikus jadi cengeng. Iya kan? Itu kebodohan. Kalau dia enggak, enggak mungkin lakukan itu," sambung dia.
Tudingan Patrice itu juga dibantah oleh Ketum NasDem Surya Paloh. Menurut Paloh, jika NasDem sudah melenceng dari tujuan awal, seharusnya partai ini tidak mendapat tempat di masyarakat.
"Enggak ada. Kita serahkan kepada masyarakat. Saya pikir langsung, masyarakat akan lari itu (kalau terjadi). Enggak ada tempat bagi NasDem kalau dia inkonsisten," kata Paloh.
ADVERTISEMENT
Paloh menyebut, kader atau masyarakat pasti sudah meninggalkan NasDem jika benar partai ini telah melenceng dari tujuan awal. Ia pun pasti tidak akan membuang waktu tenaga membesarkan partai jika sudah melenceng jauh dari tujuan dan cita-cita awal.
"Dan alangkah bodohnya saya sebagai pendiri dan ketua umum partai ini, membuang waktu, tenaga, pikiran, energi yang saya miliki tanpa ambisi untuk kekuasaan formal yang ingin saya capai, kalau bukan hanya niat baik semata-mata. Untuk apa lagi?" kata Paloh.