news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kritisnya Kawasan Bandung Utara Diduga Jadi Penyebab Banjir Cicaheum

20 Maret 2018 21:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemacetan akibat banjir di Cicaheum Bandung. (Foto: Iqbal Tawakkal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kemacetan akibat banjir di Cicaheum Bandung. (Foto: Iqbal Tawakkal/kumparan)
ADVERTISEMENT
Banjir bandang yang menerjang kawasan Jatihandap dan Cicaheum, Kota Bandung, Selasa (20/3), diduga disebabkan telah kritisnya lahan hijau di Kawasan Bandung Utara. Banjir bandang tersebut menyebabkan sejumlah rumah dan kendaraan diterjang air yang meluap dari aliran Sungai Cicabe, Jatihandap, Bandung.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar-PB) Kota Bandung, Ferdi Ligaswara mengatakan, ia telah memprediksi banjir bandang sewaktu-waktu akan menerjang sejumlah wilayah di cekungan Bandung. Hal itu, ia katakan, karena melihat Kawasan Bandung Utara yang semakin kritis.
"Banjir kali ini dirasakan relatif cukup besar. Saya sudah ingatkan beberapa waktu yang lalu akan terjadi banjir bandang. Bahwa eksploitasi Bandung Utara sudah kritis dan bisa terjadi banjir yang lebih hebat lagi ke wilayah bawah Bandung dan sekitarnya," ujar Ferdi melalui pesan singkat yang diterima kumparan (kumparan.com), Selasa (20/3).
Kemacetan akibat banjir di Cicaheum Bandung. (Foto: Iqbal Tawakkal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kemacetan akibat banjir di Cicaheum Bandung. (Foto: Iqbal Tawakkal/kumparan)
Kawasan Bandung Utara merupakan wilayah konservasi yang telah dilindungi oleh Perda. Meski telah ada payung hukum yang melindungi wilayah resapan tersebut, pembangunan--seperti perumahan dan tempat wisata--sampai saat ini tidak terkendali. Kawasan Bandung Utara terletak di 4 wilayah administrasi di kawasan Bandung Raya, di antaranya Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi.
ADVERTISEMENT
Ferdi melanjutkan, dengan kondisi Kawasan Bandung Utara yang semakin kritis, air yang mengalir di sejumlah sungai di sekitarnya tak mampu lagi menahan guyuran hujan. Karena, lahan-lahan hijau sudah semakin tipis dan laju air tak ada yang menahan.
"Jadi resapan air sudah tidak bisa terlindungi. Maka langsung masuk ke sungai dan kali. Sehingga muatannya membawa lumpur. Tanggul-tanggul banyak yang jebol. Hentikan pembangunan di Bandung Utara," kata dia.
Banjir bandang tersebut merupakan yang ketiga kalinya. Terakhir, banjir menerjang kawasan Jatihandap dan Cicaheum terjadi pada tahun 1980-an. Banjir ini pun menyebabkan sejumlah rumah rusak dan kendaraan hanyut. Kendati demikian tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.