Kronik Bocoran Dokumen Intel yang Buat Donald Trump Murka

12 Januari 2017 10:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Donald Trump berpidato di konferensi pers. (Foto: Shannon Stapleton)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump berpidato di konferensi pers. (Foto: Shannon Stapleton)
Donald Trump menunjukkan murkanya pada konferensi pers pertamanya sebagai presiden terpilih Amerika Serikat, Rabu (11/1). Dia kesal atas beredarnya dokumen rahasia intelijen soal hubungannya dengan Rusia yang dibocorkan media Buzzfeed dan diulas oleh CNN.
ADVERTISEMENT
Trump membantah laporan dalam dokumen setebal 35 halaman itu dan menyebut Buzzfeed media sampah dan CNN telah menyebar berita palsu. Bantahan soal hubungan antara kemenangannya dalam pemilu AS dengan campur tangan Rusia telah berkali-kali disampaikan Trump.
Menurut Reuters, sebenarnya dokumen tersebut telah beredar sejak lama di kalangan media. Namun media-media besar, sebut saja The Times dan Mother Jones, urung menerbitkan dan mengusutnya karena sulit diverifikasi kebenarannya.
Dokumen itu menurut majalah Mother Jones pada tulisannya di bulan Oktober tahun lalu dibuat oleh sebuah perusahaan intelijen atas permintaan perusahaan di negara Barat dan diserahkan kepada FBI pada Agustus 2016. Temuan itu, menurut artikel Mother Jones, dibuat untuk kepentingan riset politik oposisi.
Associated Press (AP) dalam tulisannya, Kamis (12/1), menyebut media Wall Street Journal berhasil mengidentifikasi perusahaan intelijen di balik dokumen itu, yaitu Orbis Business Intelligence Ltd. Penulis dokumen adalah Christopher Steele, direktur perusahaan intelijen yang berbasis di London, Inggris, itu.
ADVERTISEMENT
AP tidak bisa menghubungi Steele dan telepon perusahaan yang terletak hanya dua blok dari Istana Buckingham itu tidak diangkat. Menurut laporan media, dokumen itu telah beredar berbulan-bulan di para pejabat pemerintahan di Washington.
Media-media AS menahan diri untuk tidak merilisnya karena tidak punya bukti kebenaran yang kuat. Namun pada Selasa, di malam sehari sebelum Trump konferensi pers untuk pertama kalinya, Buzzfeed menerbitkan mentah-mentah dokumen itu di situs mereka.
Buzzfeed membela diri atas perilisan dokumen tersebut dengan mengatakan bahwa warga Amerika "bisa menentukan sendiri soal tuduhan terhadap presiden terpilih mereka". Isi dokumen itu bombastis, mulai dari tuduhan pengumpulan informasi soal Hillary Clinton oleh organisasi intelijen Rusia tindakan cabul yang dilakukan Trump.
ADVERTISEMENT
Oktober lalu sebelum pemilu, sebenarnya Harry Reid, pemimpin minoritas Senat, telah meminta FBI untuk mengungkapkan temuan mereka soal hubungan antara kampanye Trump dan Rusia. Namun baru pekan ini FBI gamblang mengatakan Rusia meretas email kubu Partai Republik dan Partai Demokrat, namun tidak mengusik Donald Trump.
Gejolak kali ini muncul hanya selang sepekan sebelum pelantikan Trump menjadi presiden baru AS.
Trump dalam konferensi pers di Trump Tower, New York, membantah setiap tuduhan kerja sama dengan Rusia. Trump bahkan menegaskan di bawah kepemimpinannya nanti, Rusia akan lebih menghargai Amerika.