Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kronologi Adik Bunuh Kakak di Surabaya: Berawal Cekcok Berakhir Cekik
9 Agustus 2024 18:56 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Perempuan bernama Sandra (30 tahun) ditemukan tewas di dalam rumahnya di Jalan Taman Darmo Indah Selatan Nomor 17, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya, pada Selasa (30/7).
ADVERTISEMENT
Ternyata ia tewas karena dicekik oleh adik kandungnya, Putri Natasya (25). Putri telah diamankan sejak kasus itu terungkap. Kini dia telah menyandang status tersangka dan ditahan.
Polisi menerapkan KUHP yakni pasal 351 ayat 3, pasal 359, dan 362. Putri terancam hukuman maksimal 7 tahun penjara.
Plt Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Teguh Setiawan, menjelaskan kronologi tewasnya Sandra:
Minggu, 28 Juli 2024
Pukul 23.30 WIB
Putri izin kepada orang tuanya untuk pergi jogging pada Minggu (28/7) sekitar pukul 23.30 WIB.
"Memang kebiasaan dari tersangka ini kalau malam melakukan jogging malam hari atau olahraga kecil di luar," kata Teguh saat jumpa pers di Polrestabes Surabaya, Jumat (9/8).
Senin, 29 Juli 2024
Pukul 02.30 WIB
ADVERTISEMENT
Putri pergi menemui Sandra di rumahnya dengan memesan ojek online.
"Sesampainya di TKP, yang bersangkutan (Putri) mencoba untuk mengetuk pintu pagar, tidak dibukakan sama korban. Yang bersangkutan naik pagar rumah, turun, mencoba mengetuk jendela kamar korban, ada suara TV agak keras. Mencoba mengetuk pintu, juga tidak dibukakan," ucap Teguh.
Pukul 07.00 WIB
Sandra membuka pintu rumahnya. Ia terkejut ternyata di sana ada Putri.
"Karena antara korban dan pelaku itu sudah lama kurang-lebih 4 bulan sudah tidak pernah komunikasi, karena ada masalah keluarga, korban kaget dan sempat terjadi cekcok," ujar Teguh.
Saat cekcok tersebut, korban lalu masuk ke dalam rumahnya yang diikuti oleh Putri. Korban tiba-tiba mengambil pisau di dapur rumahnya dan memberikan kepada Putri meminta korban untuk dibunuh.
ADVERTISEMENT
"Sebilah pisau yang diberikan atau ditunjukkan kepada tersangka, sesuai keterangan tersangka bahwa korban yang bilang 'Sudah bunuh saja aku'," katanya.
"Dari situ mungkin karena tersangka yang terpancing yang sebelumnya terjadi cekcok itu, korban didorong ke tembok sambil dicekik sehingga kepala korban membentur tembok," lanjutnya.
Kemudian, pisau yang dibawa Sandra itu terjatuh. Saat Sandra hendak mengambilnya, Putri lalu menarik korban hingga tersungkur.
"Nah saat itu karena tersangka takut korban teriak-teriak hingga memancing mungkin tetangga, oleh tersangka korban dilakukan penguncian dengan cara tangan kanan tersangka dimasukkan di leher korban sambil dilakukan penguncian hingga korban ini tidak bersuara dan tidak bergerak," bebernya.
Dari keterangan tersangka, saat dicekik, ada cairan yang keluar dari mulut korban karena ditekan oleh Putri hingga Sandra tidak bergerak dan tak bersuara.
ADVERTISEMENT
Putri akhirnya sadar dan mencoba membangunkan kakaknya namun tidak ada reaksi. Ia sempat menunggu sekitar 10 menit namun tak ada perubahan.
"Karena tidak ada reaksi korban, tersangka ketakutan sehingga ada inisiatif untuk membuat seolah-olah korban ini meninggal dalam kondisi gantung diri," kata Teguh.
Kemudian, Sandra diangkat ke atas tangga rumahnya, kemudian lehernya diikat menggunakan kabel HDMI. Rencananya, tubuh Sandra didorong ke bawah sehingga posisinya seperti tewas karena gantung diri.
"Tapi karena tersangka tidak tega karena itu kakak kandungnya, dan takut belum bisa memastikan bahwa korban ini apakah masih hidup atau sudah meninggal," kata Teguh.
"Tersangka akhirnya dalam kondisi lemas bersandar di tangga dalam kondisi di tali lehernya, korban ditinggal oleh pelaku," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Selasa, 30 Juli 2024
Sekuriti di perumahan tersebut berkeliling dan melihat pintu rumah korban dalam keadaan terbuka.
Sekuriti pun masuk ke rumah korban untuk mengecek kondisi korban dan ditemukan korban sudah tergeletak di tangga menuju lantai dua rumah itu.
"Di situ terlihat tangga yang naik ke lantai dua di situ ada sosok mayat yang bersandar di tangga menuju lantai 2 tersebut," ucap Teguh.
Setelah mendapat laporan itu, polisi lalu melakukan Olah TKP, prarekonstruksi, dan pemeriksaan saksi-saksi, lalu menetapkan Putri sebagai tersangka.
Motif Pembunuhan
Adapun alasan Putri melakukan hal tersebut karena dendam kepada korban yang berperilaku semena-mena kepada dirinya dan orang tuanya.
"Disampaikan tersangka bahwa dulu korban bersama orang tuanya, bersama tersangka dan adiknya yang ketiga, tinggal di TKP. Namun sejak 4 bulan lalu sering terjadi cekcok, hingga mereka semua keluar rumah dan memilih kos di Wisma Tengger," terang Teguh.
ADVERTISEMENT
Atas cekcok tersebut, tersangka dan korban sempat tidak saling tegur sapa. Terlebih, tersangka juga diketahui menggunakan uang perusahaan. Hal itu dianggap aib dan diumbar oleh korban ke orang lain.
"Pihak perusahaan tersangka sempat mendatangi rumah lamanya (TKP), lalu di sana oleh korban dijelaskan semua bahwa adiknya telah pindah. Ini terdengar ke telinga adik korban yang ketiga, hingga membuatnya malu dan menyampaikan kepada tersangka," jelasnya.
Selain itu, Putri mengaku bahwa korban juga membuat sedih ibunya karena masalahnya serta korban mengumbar aibnya.
Putri mencoba mengklarifikasi masalahnya kepada Sandra agar korban tak ikut campur masalah pribadinya.
"Sering mengumbar kejelekan ibu dan tersangka. Dari itu saat tersangka mencoba menjelaskan, korban selalu teriak dan akhirnya terjadi perbuatan (tersangka mencekik korban) hingga menghilangkan nyawa korban," tuturnya.
ADVERTISEMENT