Kronologi Pembunuhan Indri 'Korban Cinta Segitiga Maut'

2 Maret 2024 17:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
Indriana Dewi Eka. Dok: kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Indriana Dewi Eka. Dok: kumparan.
ADVERTISEMENT
Indriana Dewi Eka (perempuan 25 tahun) dibunuh Didot Alfiansyah (pacar Indri, 24 tahun) dan Devara Putri Prananda (pacar pertama Didot, 25 tahun) lewat bantuan eksekutor (Muhammad Reza, 22 tahun).
ADVERTISEMENT
Kasus ini dikenal sebagai kasus cinta segitiga maut: Didot sedang berpacaran dengan Devara (masuk ke tahun ke-5), lalu Didot berpacaran lagi dengan Indri (sudah 7 bulan).
Indri dan Didot satu kantor, Devara beda kantor.
Devara yang kemudian menyatakan "Indri harus disingkirkan dari muka bumi". Oleh polisi, ini disebut sebagai motif: Cemburu.
Bagaimana kronologi pembunuhan itu? Dirreskrimum Polda Jabar, Kombes Surawan, menjelaskannya:

Selasa, 20 Februari 2024

Indri yang merupakan warga Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur—keluarganya mengontrak sejak Indri SD—diajak Didot dan Reza ke kafe di Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Malam

Mereka pulang menggunakan mobil Toyota Avanza sewaan yang disetir oleh Didot. Indri duduk di kursi penumpang kiri depan, Reza duduk di belakang Indri.
Didot pembunuh Indri. Di sampingnya adalah pemeran Indri dalam adegan rekonstruksi yang digelar polisi. Foto: kumparan
Dalam perjalanan pulang, di tempat sepi di kawasan Bukit Pelang, Desa Cijayanti (Babakan Madang), Didot menghentikan mobil dengan alasan hendak buang air kecil, dan memberi kode ke Reza untuk "menghabisi Indri".
ADVERTISEMENT
Ketika Didot keluar dari mobil, Reza langsung menjerat leher Indri dari belakang. "Menggunakan ikat pinggang, menariknya sekuat tenaga," kata Surawan, Sabtu (2/3).
Reza mencekik selama 15 menit. Setelah dipastikan Indri telah tewas, Didot dan Reza melanjutkan perjalanan ke Jakarta.

Rabu, 21 Februari 2024

Di Jakarta, Didot dan Reza menjemput Devara. Mereka lalu mencari tempat untuk membuang jenazah korban, melaju dengan kebingungan karena tidak tahu mau ke mana.
Dari Jakarta, mereka berangkat melalui Tol Cipali-Cirebon. Tubuh Indri dipakaikan masker supaya seolah-olah sebagai penumpang tidur

Kamis, 22 Februari 2024

Mobil mogok. "Baru sampai Kota Kuningan (Jawa Barat), mobil mogok, rusak, dinaikkan ke towing dan diturunkan di penginapan Cisaga Indah," kata Surawan.
Penginapan tersebut ada di Kabupaten Ciamis (Jabar).
ADVERTISEMENT

Jumat, 23 Februari 2024

Mobil ditowing lagi dari Ciamis ke Kota Banjar (Jabar).
"Sampai di Banjar, di bengkel, karena sparepart-nya menunggu karena mereka takut tengah malem nginep di bengkel, maka dibawa jenazahnya ke jurang itu," ujar Surawan.
Jurang tersebut berada di dekat Tugu Patung Gajah.

Minggu, 25 Februari 2024

Jenazah Indri ditemukan dalam kondisi terbungkus selimut dan tangan terikat. Kondisi jenazah sudah membusuk. "Rambutnya sudah mengelupas dan kulit sudah mulai rusak," kata Surawan.

Indri Diporoti, Mobilnya Dijual Didot

Eko Sudiyanto. Dok: Jonathan Devin/kumparan
Ada sejumlah informasi dari Eko Sudiyanto, Ketua RT di tempat tinggal Indri.
Eko menyebut Indri kerap diporoti oleh Didot, bahkan mobil Honda Brio milik Indri dijual oleh Didot.
Tas LV dan jam tangan Rolex milik Indri dijual Didot Rp 50 juta.
ADVERTISEMENT
Handphone Indri pun, yang oleh polisi ditaksir harganya berada di kisaran Rp 8 juta, diberikan ke Reza selaku eksekutor pembunuhan—bagian dari janji Rp 50 juta kepada Reza yang terlilit utang.
Para pelaku kini ditahan sebagai pelanggar KUHP yakni pasal 340, 338, 365 ayat 4. "Ancaman pidana hukuman mati," ujar Surawan.
Indriana Dewi Eka. Dok: kumparan.