news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kronologi Siswa SD di Sumut Meninggal Usai Vaksinasi Corona, Ternyata Tetanus

27 Januari 2022 15:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Masyarakat dihebohkan dengan meninggalnya siswa kelas 3 SD, bernama Ronald Purba (13) di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (26/1). Sebab sebelum meninggal, Ronald terlebih dahulu mengikuti vaksinasi corona. Usai divaksin, Ronald mengalami kejang-kejang.
ADVERTISEMENT
Terkait meninggalnya Ronald, Kepala Dinas Kesehatan Deli Serdang, Ade Budi Krista angkat bicara. Menurut dia, meninggalnya Ronald sama sekali tidak ada kaitannya dengan vaksinasi.
Ronald meninggal karena tetanus. Namun dia tidak merinci bagian organ tubuh Ronald yang mana yang terkena tetanus.
Meskipun begitu dia membeberkan gejala sakit yang dialami Ronald, dari awal vaksin hingga meninggal dunia. Berikut kronologi yang disampaikan Kadinkes Deli Serdang.
Rabu (19/1/2022) Ronald mengikuti vaksinasi di sekolahnya yang berada di Kecamatan Tanjung Morawa. Dia mengikuti verifikasi data, skrining dan dinyatakan bisa divaksin. Saat itu vaksin Sinovac yang diberikan.
Kamis (20/1) Menurut keterangan orang tuanya, Ronald mengalami gejala demam dan kejang. Kemudian dibawa berobat ke klinik terdekat.
ADVERTISEMENT
Jumat (21/1) Klinik tempat Ronald dirawat tidak sanggup menanganinya. Ronald lalu dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Medika dengan keluhan demam dan perut kembung. Lalu oleh RS Mitra Medika dirujuk ke RS Mitra Sejati.
“Berdasarkan keterangan pihak RS Mitra Sejati, awalnya Ronald, didiagnosis dengan ileus atau gangguan pencernaan. Lalu difoto abdomen BNO. Hasil foto tidak ada indikasi ileus,” ujar Kadinkes Deli Serdang Ade melaui keterangan tertulisnya, Kamis (27/1).
Sabtu (22/1) Ronald kembali kejang-kejang dan dari pemeriksaan spesialis anak dinyatakan gejala tetanus. Namun tidak dirincikan penyebab tetanusnya.
Minggu (23/1) Ronald mengeluh sakit di daerah mulut, terutama di bagian gigi. Oleh dokter dianjurkan untuk dirujuk ke RS Adam Malik.
Senin (24/1) Orang tua Ronald membawa pulang anaknya ke rumah.
ADVERTISEMENT
Selasa (25/1) Keluarga melapor ke pihak sekolah, selanjutnya hasil laporan diteruskan ke puskesmas. Pihak puskesmas lalu datang ke rumah Ronald dan membujuk keluarganya agar membawa Ronald ke RSUD Amri Tambunan.
Rabu (26/1) Pukul 00.30 WIB Ronald meninggal dunia di rumahnya. Kadinkes Deli Serdang Ade memastikan anak itu meninggal bukan karena vaksin.
“Ini sudah pasti tidak ada kaitan (dengan vaksin). Karena tetanus tidak ada hubungan dengan vaksin,’’ ujar Ade.
“Masa inkubasi tetanus 10 sampai dengan 14 hari. Artinya sebelum divaksin anak tersebut sudah terpapar tetanus. Timbul gejala kebetulan sesudah divaksin,” tambahnya.

Sekilas Tetanus

Tetanus disebabkan oleh toksin dari bakteri Clostridium tetani yaitu bakteri anaerob gram positif berbentuk batang. Bakteri tersebut masuk melalui luka yang terbuka kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui darah.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya luka besar saja, untuk luka kecil dan dalam juga mungkin saja bisa terkena tetanus namun tidak disadari.
Gejala tetanus:
1. Mulut kaku dan tidak bisa membuka (trismus). Ini merupakan gejala awal tetanus.
2. Tidak bisa tidur, berkeringat dan jantung berdetak lebih cepat.
3. Otot perut keras dan menegang.
4. Risus sardonikus atau gambaran yang khas pada tetanus berupa spasme pada otot wajah di mana otot bibir mengalami retraksi, mata tertutup sebagian, elevasi alis yang membuat wajah tampak seperti sedang menyeringai.
5. Sulit menelan makanan
6. Sulit bernapas karena otot-otot pernapasan lumpuh.
7. Kadang juga demam.
8. Otot yang kejang. Hal ini biasanya dipicu oleh beberapa hal seperti: cahaya yang terang, suara keras dan sentuhan fisik.
ADVERTISEMENT
9. Pada umumnya anak tetap sadar walau kejang kaku. Jika kondisinya parah, pasien bisa kehilangan kesadaran.