Kronologi Siswi SMK di Cimahi Dirundung Selama 3 Tahun hingga Tewas

11 Juni 2024 4:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perundungan (dibully) atau bullying. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perundungan (dibully) atau bullying. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang siswi di salah satu SMK Kesehatan di Cihanjuang, Cimahi Utara, Jawa Barat, berinisial N, meninggal dunia pada Kamis 30 Mei 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
N diduga mengalami depresi berat akibat perundungan (bullying) yang dilakukan oleh teman seangkatannya di sekolah selama tiga tahun, sejak kelas 10 hingga akhir kelas 12.
N sempat dirawat di klinik selama satu minggu, mulai tanggal 13 sampai 20 Mei 2024. Sayangnya, kondisinya makin memburuk hingga dia meninggal pada 30 Mei 2024 lalu.
Berikut kronologinya.

Tahun 2021

N mengalami perundungan sejak tahun 2021 atau saat dia duduk di kelas 10.
Ibu korban, Siti Aminah (42), mengaku mendapat informasi soal perundungan itu dari teman korban. Sebab selama ini, putri sulungnya tidak pernah bercerita apa pun.
Aminah sempat hendak melaporkan kejadian ini ke sekolah. Namun saat itu, sang anak mencegahnya dengan alasan tak ingin memperkeruh keadaan.
ADVERTISEMENT
“Udah Mah, enggak usah Mah. Neng di sini untuk menuntut ilmu, bukan cari musuh,” kenang Aminah sambil menirukan sanggahan yang diucap anaknya.
Setelah itu, Aminah menganggap masalah selesai. Tapi ternyata perundungan terhadap N masih berlanjut.
Dadang Komarudin dan Siti Aminah, orang tua N, korban perundungan selama 3 tahun di salah satu SMK Kesehatan di Bandung Barat saat ditemui di kediamannya, di Cihanjuang, Cimahi Utara, Kabupaten Bandung Barat, Senin (10/6/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan

Tahun 2024

Aminah kembali menerima laporan bahwa anaknya masih dibully. Saat N duduk di kelas 12, Aminah melaporkan kejadian ini ke sekolah. Terlebih, kondisi psikis putrinya itu mulai terlihat memburuk.
Aminah juga mendatangi rumah terduga pelaku perundungan. Dia mengirimkan video yang memperlihatkan kondisi buruk putrinya ke sekolah maupun ke pihak terduga pelaku.

11 Mei 2024

Kondisi psikis N mulai memburuk. N bahkan kerap menyebut-nyebut nama terduga pelaku perundungan.
Kondisi memburuk itu juga ditandai dengan seringnya N mengalami kejang-kejang seraya tangannya terkepal menyerupai cakar.
ADVERTISEMENT
Kata Ayah N, Dadang, putri kesayangannya itu juga sempat menggigit mulut bagian dalamnya, tepatnya bagian pipi. Seperti ekspresi ingin meluapkan kekesalan tapi tidak bisa.

13 Mei 2024

N dibawa ke klinik. Di sana N dirawat selama satu minggu. Hasilnya, kondisinya mulai stabil.

20 Mei 2024

N diperbolehkan pulang oleh dokter. Namun dengan catatan pihak keluarga akan membawa N ke RSJ bila gejala-gejala sebelumnya masih muncul atau berlanjut.
N lalu dibawa ke rumah neneknya di kawasan Cibogo, Bandung. Di sana N dirawat beberapa hari.

27 Mei 2024

Pihak sekolah bersama keluarga terduga pelaku perundungan sempat menjenguk N. Namun ketika itu kondisi N sudah tidak memungkinkan untuk diajak bicara.

29 Mei 2024

N meminta untuk pulang ke rumahnya di Cihanjuang, Cimahi Utara.
ADVERTISEMENT

30 Mei 2024

N tiba di rumahnya di Cihanjung pukul 10.30 WIB. Selang beberapa jam, tepatnya pukul 16.00 WIB, N meninggal dunia.

31 Mei 2024

N dimakamkan.
“Pas Ashar habis iqomah, almarhumah meninggal. Meninggal Kamis tanggal 30 jadi dimakamkannya tanggal 31,” terang Aminah.