Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Kronologi Tewasnya Remaja di Asahan, Polisi Bantah Aniaya
12 Maret 2025 15:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Polres Asahan membantah anggotanya menganiaya remaja bernama Pandu Brata Syahputra yang berusia 18 tahun.
ADVERTISEMENT
Kasus ini sempat viral, korban disebut tewas ditendang polisi yang membubarkan kerumunan di Kota Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Kasi Humas Polres Asahan Iptu Anwar Sanusi membeberkan kronologi terkait tewasnya korban.
Minggu 9 Maret
Pukul 00.30 WIB
Peristiwa bermula pada Minggu (9/3) pukul 00.30 WIB. Saat itu, warga melapor ke Polsek Simpang Empat bahwa diduga akan ada balap liar. Sebab, Pandu dan puluhan rekannya berkumpul.
“Polisi pun berangkat menuju lokasi, dan setibanya di lokasi ditemukan gerombolan anak muda yang berjumlah kurang-lebih 50 orang, selanjutnya personel Polsek Simpang Empat membubarkan gerombolan pemuda tersebut,” kata Sanusi pada Rabu (12/3).
Lalu, polisi pun melanjutkan patroli. Saat itu, polisi mendapati korban dibonceng oleh rekannya. Mereka berbonceng 4 di motor tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kendaraan tersebut kecepatan tinggi dan melaju secara zigzag, lalu personel mencoba untuk memberhentikan para pemuda tersebut. Namun para pemuda tersebut tidak mau berhenti dan tetap memacu sepeda motornya dengan zigzag,” kata dia.
Polisi pun mengikuti motor tersebut. Lalu, karena laju kendaraan tidak terkontrol, Pandu yang duduk paling belakang pun melompat dan terjatuh.
“Yang bersangkutan melompat ke arah kanan dan terjatuh telungkup ke tanah lalu Pandu Brata mencoba melarikan diri dan terjatuh lagi telungkup ke tanah,” kata dia.
“Pada saat itu ditemukan pelipis sebelah kanan terluka dan mengeluarkan darah karena jatuh,” sambungnya.
Pandu pun dibawa ke Polsek Simpang Empat. Lalu dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Usai diobati, Pandu dibawa kembali ke Polsek.
ADVERTISEMENT
Pukul 10.00 WIB
Keluarga datang ke Polsek Simpang Empat untuk melihat keadaan Pandu.
Pukul 13.30 WIB
Lalu sekitar pukul 13.30 WIB Pandu dikembalikan kepada keluarga.
“Pada saat itu tidak ditemukan luka ataupun bengkak selain pelipis sebelah kanan luka, begitu juga pengakuan Pandu Brata kepada pihak keluarga yang bersangkutan tidak ada dianiaya petugas Polri, hal ini dibenarkan oleh keluarga,” jelasnya.
Belakangan, diketahui bahwa laporan warga tersebut keliru. Ternyata, Pandu dan puluhan rekannya ingin balap lari. Pandu adalah seorang atlet lari.
“Orang itu kan kumpul 50 orang, datanglah masyarakat, karena lagi hangat hangatnya geng motor itu dilapor ke Polsek, dirasa (dikira) mau balap liar,” jelasnya.
“Digarisbawahi, ini info aduan dari masyarakat kepada pihak kepolisian,” jelasnya.
Di sisi lain, Pandu juga memiliki riwayat penyakit lambung.
ADVERTISEMENT
“Iya dia ada riwayat penyakitnya, penyakit lambung. Wong anaknya dijemput keluarganya kok, baik-baik dari kantor (Polsek). Tidak masalah, ada CCTV-nya,” kata dia.