Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
KSAD Jamin Batalion Swasembada Pangan Tak Akan Pengaruhi Kesiapan Tempur Pasukan
16 Desember 2024 2:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak, memastikan pengerahan pasukan tempur untuk menggarap lahan guna mendukung terwujudnya swasembada pangan tak akan memengaruhi kesiapan tempur. Sebab, pasukan akan diatur sedemikian rupa agar seimbang.
ADVERTISEMENT
"Nanti yang ke lapangan, di sawah itu kan per gelombang, jadi yang sepertiga, setengah, nanti diatur. Nanti ini (pasukan) pulang, latihan, (pasukan lain) ini masuk. Nanti pulang, nah itu diatur baik," kata dia dalam kegiatan penutupan KSAD Cup di Cijantung, Jakarta Timur, pada Minggu (15/12).
Lagipula, kata Maruli, pasukannya kini sudah jarang latihan karena keterbatasan anggaran. Dengan begitu, pengerahan pasukan tak akan berpengaruh terhadap kesiapan pasukan.
"Kasih duit kita untuk latihan, kita akan latihan terus. Karena latihannya juga jarang, kita bisa pakai untuk bekerja di sana. Jadi kita ada program, ada jeda-jeda waktu, kita bisa atur itu," ucap dia.
Maruli pun menambahkan, batalion swasembada pangan akan ada di Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENT
"Sudah dikonsepkan bahwa ada batalion, terus ada kompi produksi. Kalau nanti batalion dibentuk, ada tempatnya fokus seperti di Wanam, di Buri, itu mereka akan fokus, itu kan batalion tempur sebetulnya," kata dia
Sebelumnya, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI Tandyo Budi Revita mengatakan keberadaan batalion dapat mendukung swasembada pangan yang menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Dalam rapat koordinasi bersama Kementerian Pertanian (Kementan), Tandyo menilai peran TNI AD dalam mendukung swasembada pangan tidak hanya bisa melalui Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang ada di setiap desa, namun memerlukan pasukan setingkat batalion.
"Kalau hanya mengandalkan Babinsa, pasti berat. Harus ada satuan tempur atau batalion yang bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan program ini," kata Tandyo dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (13/12).
ADVERTISEMENT