Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Dokumen-dokumen dari corrective and preventive action atau Capa dikirim ulang hari Senin kemarin dan diterima BPOM, ini kan hari Rabu. Kami sedang menunggu, intinya kami siap," kata Andika ditemui di Kompleks Kepatihan Pemda DI Yogyakarta, Rabu (26/8).
Andika menuturkan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil review dari BPOM. Ia memastikan hasil dari BPOM terkait dokumen itu akan langsung ditindaklanjuti.
"Mungkin menunggu saja sampai hasil review selesai feedback kepada kita diberikan dan kita menindaklanjutinya," tutur dia.
Hasil Uji Klinis Obat Corona Unair Sudah Diserahkan ke BPOM
Sebelumnya, Kepala BPOM Penny Lukito membeberkan sejumlah koreksi terkait uji klinis obat corona Unair . Dari soal jumlah sampel yang belum variatif, orang tanpa gejala (OTG) dijadikan sampel, hingga efektivitas obat yang dinilai belum signifikan.
ADVERTISEMENT
Andika menegaskan pada 19 Agustus lalu, timnya sudah menyerahkan perbaikan koreksi BPOM soal uji klinis tahap III obat corona Unair.
"Kemudian di situ pertama kali diserahkan hasilnya (uji klinis) maupun corrective and preventive. Dari situlah mungkin BPOM harus mereview dan melihat kembali," kata Andika.
Andika berharap BPOM dapat mereview dokumen uji klinis dan CAPA obat corona Unair dengan baik. Sehingga kepastian mengenai kemanjuran obat itu untuk mengobati pasien positif virus corona dapat segera terjawab.
"Semangat pada saat kami datang ke BPOM semangatnya adalah masing-masing ingin yang terbaik. Jadi dari BPOM akan mereview kalau ada kekurangan dalam hal uji klinis kita pun akan siap memperbaikinya," tutup dia.
Sebelumnya BPOM sudah melakukan inspeksi pertama pada 28 Juli lalu terhadap obat corona Unair. Uji klinis tahap III obat itu dimulai pada 3 Juli.
ADVERTISEMENT
Obat baru Unair itu merupakan hasil kombinasi dari tiga jenis obat. Pertama, Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin. Kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromycin.