KSAL Ungkap Pengadaan Kapal Selam RI-Prancis: Kontrak Tetap Berjalan

12 November 2024 12:53 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak (kiri) berbincang dengan KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali (tengah), dan KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono saat menghadiri acara ziarah nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak (kiri) berbincang dengan KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali (tengah), dan KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono saat menghadiri acara ziarah nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan proses terkini terkait pembelian kapal selam Scorpene dengan Prancis. Dia mengungkapkan bahwa kontrak pembelian itu tetap berjalan.
ADVERTISEMENT
Dia mengungkapkan kapal selam itu kemungkinan besar akan mulai diproduksi di Indonesia.
"Dan seperti rencana kemungkinan bisa jadi di produk dari mulai awal di dalam negeri atau bisa jadi kapal pertama dibuat di Prancis Kemudian sisanya dibuat di Indonesia. Tapi bisa berlaksana secara paralel," ungkap Ali usai acara olahraga yang menyambut HUT ke-79 Korps Marinir di Kesatriaan Marinir Hartono, Cilandak, Jaksel, Selasa (12/11).
Untuk diketahui, Indonesia membeli 2 unit kapal Scorpene berdasarkan kontrak yang ditandatangani 4 April 2024 oleh Kemhan dengan perwakilan Naval Group.
Sebelum itu, tanggal 10 Februari 2022, saat jabatan Kemhan masih dijabat Prabowo Subianto, nota kesepahaman disepakati terkait tindak lanjut kontrak pembelian itu antara PT PAL, sebagai pihak yang akan terlibat dalam kerja sama untuk memproduksi, dengan Naval Group.
ADVERTISEMENT

Pengadaan alutsista lain

Selain terkait kapal selam, Ali juga menyebut kontrak kapal fregat buatan Italia juga sudah mulai dibangun. Usai pembayaran uang mukanya ditandatangani oleh Kementerian Keuangan. Dua unit yang dibeli itu diberi nama KRI Siliwangi dan KRI Brawijaya.
"Kemudian untuk PPA (Kapal Patroli Lepas Pantai), ini sudah tahapnya sudah ditandatangani untuk uang muka kalau tidak salah sudah ditandatangani oleh Menteri Keuangan dan harapannya dalam waktu dekat, mungkin awal tahun depan, sudah bisa datang. Salah satu PPA namanya memang sudah ditentukan bahwa itu nanti namanya Brawijaya dan KRI Brawijaya dan KRI Prabu Siliwangi Jadi mewakili Jawa Timur dan Jawa Barat," jelasnya.
Kapal PPA ini nantinya dapat ditingkatkan menjadi fregat. Jenis kapal ini memiliki level di atas tipe PPA dalam hal kapasitas persenjataan dan ukuran.
ADVERTISEMENT

Spesifikasi Kapal Selam Scorpene

Kapal selam diesel kelas Scorpene Chili "O'Higgins" di galangan kapal di Cherbourg, Prancis. Foto: MYCHELE DANIAU/AFP
Kapal selam Scorpene sendiri adalah kapal selam kelas diesel electric attack yang dilengkapi dengan propulsi diesel dan propulsi udara-independen tambahan (AIP).
Kapal selam buatan DCNS Prancis bertenaga konvensional dengan berat 1.500 ton dan dapat mencapai kedalaman 300 m. Kapal selam kelas Scorpene memiliki empat subtipe versi yakni diesel-listrik konvensional CM-2000, turunan air-independent propulsion (AIP) AM-2000, kapal selam pantai CA-2000 yang diperkecil, dan S-BR yang diperbesar untuk Angkatan Laut Brasil.
Scorpene terdiri dari empat varian yakni CM-2000 (61,7 meter) AM-2000 (70 meter), CA-2000, dan S-BR (75 meter). CM-2000 sendiri merupakan kapal selam diesel listrik konvensional.
Sementara AM-2000 sudah menggunakan Air Independent Propulsion (AIP) yang membuatnya lebih tahan lama menyelam dan versi modifikasi dari sistem propulsi nuklir Prancis dengan menggunakan campuran ethanol dan oksigen cair berbahan radioaktif.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, CA-2000 lebih kecil ukurannya karena memang difungsikan untuk menjaga pantai. Terakhir, Prancis membangun Scorpene 1000 (50 meter) atau juga dikenal dengan Mini Scorpene.
Scorpone dikembangkan DCNS berdasarkan kapal selam tenaga nuklir kelas Amethyste punya Angkatan Laut (AL) Prancis.
Salah satu keunggulan Scorpene dengan kapal selam lainnya adalah kemampuannya untuk membawa sekitar 30 ranjau laut dan mampu melaju hingga 20 knots (37 kilometer/jam) di dalam air dan 12 knots (22 kilometer/jam) di permukaan.
Scorpene dirancang secara khusus untuk ekspor dan menggunakan sistem tempur Submarine Tactical Integrated Combat System (SUBTICS) yang juga diterapkan pada kapal selam nuklir AL Prancis.
Tak cukup sampai di situ, kapal selam Scorpene juga memiliki teknologi senyap yang tinggi sehingga membuatnya sulit terpantau lawan. Scorpene diklaim memiliki teknologi radar yang bisa mendeteksi jarak jauh dengan kekuatan menyerang yang juga tak bisa dianggap enteng.
ADVERTISEMENT
Teknologi canggih lainnya yang terdapat pada Scorpene adalah Combat Management System (CMS) dengan tipe SUBTICS. Diketahui CMS Subtics memiliki 6 konsol umum multifungsi yang dapat digunakan untuk melakukan proses eksekusi penembakan.
Selain dapat digunakan dalam proses eksekusi penembakan, CMS Subtics juga dapat digunakan mengklasifikasi teman atau musuh. Sehingga proses CMS Subtics kapal selam Scorpene dapat mendeteksi lawan secara akurat.
CMS Subtics Scorpene pun terhubung ke dalam sistem komando dan penanganan data taktis sistem kontrol senjata.
Selain Indonesia, Scorpene juga telah digunakan sebagai sistem alutsista di beberapa negara di antaranya Chili (2 kapal), Spanyol (1 kapal), Malaysia (2 kapal), India (6 kapal), dan Brasil (6 kapal).