KSP Kecam Serangan KKB di Nduga: Negara Tak Tolerir Mereka yang Menyebar Teror

19 Juli 2022 18:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko melambaikan tangan usai memberi keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko melambaikan tangan usai memberi keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Belasan warga sipil meninggal dunia akibat penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nogokait, Kabupaten Nduga, Papua pada Sabtu (16/7) lalu. Bahkan sejumlah tokoh agama dikabarkan turut menjadi korban.
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan pemerintah mengutuk keras aksi KKB. Menurut Moeldoko, aksi tersebut perbuatan kejam dan tidak berprikemanusiaan karena menyerang warga yang sama sekali tidak berdaya.
“Apalagi ada tokoh agama yang ikut menjadi korban. Secara pribadi saya menyampaikan duka mendalam atas peristiwa ini,” kata Moeldoko, Selasa (19/7).
Panglima TNI periode 2013-2015 ini memastikan pemerintah bergerak cepat untuk menangkap dan memproses hukum pelaku kejahatan kemanusiaan tersebut.
“Negara tidak pernah mentolerir siapa pun yang berupaya menyebar teror, mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat, apalagi sampai menimbulkan korban meninggal dunia,” tegas Moeldoko.
Belasan warga sipil ditembak KKB dari jarak 50 meter. Peristiwa itu menyebabkan 10 orang tewas dan dua luka berat.
Peristiwa itu terjadi saat warga melakukan perjalanan dari Kampung Kenyam dengan tujuan Batas batu, Kabupaten Nduga Papua, Sabtu (16/7). Di tengah perjalanan sekitar Kampung Nogokait, truk berwarna oranye yang ditumpangi 12 orang diadang oleh 20 orang KKB yang dilengkapi dengan 3 senjata laras panjang dan satu pistol.
ADVERTISEMENT
KKB melakukan penyerangan dan penembakan terhadap warga sipil tersebut pada 09.15 WIT. Korban duduk di posisi bak belakang. Dari jarak 50 meter, korban ditembaki.
“Karena diadang truk langsung berhenti ditembaki dari jarak sekitar 50 meter. Sopir berusaha memundurkan mobil dengan jarak kurang lebih 100 M, tetap ditembaki ke arah mobil dan tembakan mengenai sopir,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal.