KSP soal Jokowi Blusukan Bagi Sembako: Itu Karakter, Lagipula Tak Picu Kerumunan

1 Mei 2020 11:30 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi Bagikan Sembako Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi Bagikan Sembako Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kantor Staf Presiden (KSP) merespons kritik sejumlah politikus soal aksi Presiden Jokowi yang blusukan ke kampung di Sempur, Bogor, untuk membagikan sembako. Langkah Jokowi ini dinilai tak tepat karena berpotensi menimbulkan kerumunan.
ADVERTISEMENT
Pun, Presiden Jokowi diminta mengeluarkan kebijakan yang lebih substansial dibanding blusukan mengingat distribusi Bansos masih belum merata.
Tenaga Ahli Utama KSP Donny Gahral Adian meluruskan bahwa dalam pembagian sembako tersebut sebenarnya Jokowi tak menimbulkan kerumunan. Sebab, blusukan dilakukan secara diam-diam tanpa ada mobilisasi massa.
"Enggak ada yang perlu dipermasalahkan. Apalagi beliau kan tidak menimbulkan kerumunan. Beliau kan yang mendatangi rumah-rumah, tidak mengundang orang untuk datang secara berbondong-bondong," kata Donny kepada kumparan, Jumat (1/5).
"Datangnya juga malam hari, tanpa ada persiapan terlebih dahulu. Tanpa ada pengumuman terlebih dahulu. Jadi tidak ada orang yang bergerombol. Semua didatangi dengan silent, dengan diam-diam," tambahnya.
Sejauh ini, Donny menjelaskan Jokowi juga tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan virus corona sebagaimana mestinya. Namun, dia menyadari memang ada hal yang perlu diperbaiki yaitu pemakaian masker yang harus dilakukan setiap saat.
ADVERTISEMENT
"Jadi yang beliau lakukan saya kira dimotivasi oleh rasa kepedulian yang tinggi. Protokolnya juga tetap dilakukan. Ya meskipun masker, saya kira masker bisa diperbaiki ya. Masker kan sesuatu yang dipakai," ujarnya.
Donny lantas menambahkan bahwa pembagian sembako tersebut juga dimanfaatkan Jokowi untuk berbicara langsung dengan masyarakat. Sehingga, bisa mengetahui dengan jelas apa yang dibutuhkan masyarakat.
Dosen Filsafat UI Donny Gahral Adian dalam diskusi 'Menolak Pembusukan Filsafat', Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (13/2). Foto: Rizki Baiquni/kumparan
"Itu kan karakter beliau, jadi beliau itu memang orang yang ingin turun langsung, mendekat langsung dengan rakyat tanpa ada perantara, mediasi," jelas Donny.
"Karena beliau ingin langsung menilai bagaimana kondisi rakyatnya setelah pandemi COVID-19. Ngobrol-ngobrol langsung, tanya ke masyarakat di bawah, bagaimana kondisi mereka. Ini menjadi satu pegangan buat beliau dalam mengambil kebijakan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
=======
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
**
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.