Kualitas Udara di Yogya Memburuk Selama Perayaan Tahun Baru 2020

2 Januari 2020 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala UPT Laboratorium Pengujian Kualitas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sutomo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala UPT Laboratorium Pengujian Kualitas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sutomo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Hampir seluruh ruas jalan di Kota Yogyakarta dipadati kendaraan bermotor selama perayaan tahun baru 2020. Hal tersebut menyebabkan kualitas udara di Yogyakarta memburuk.
ADVERTISEMENT
Catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, kandungan karbon monoksida (CO) pada udara Yogya saat pergantian tahun mencapai 26.000 mikrogram/meter kubik.
Kepala UPT Laboratorium Pengujian Kualitas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sutomo mengatakan angka tersebut hampir menyentuh baku mutu yaitu 30.000 mikrogram/meter kubik berdasarkan alat Air Quality Measurement System (AQMS).
"Tanggal 31 Desember malam tahun baru itu jam 23.00 WIB terdeteksi CO 22.000 mikrogram per meter kubik. Pas setengah 12 malam mencapai 26.000, masih di bawah baku mutu sih," ujar Sutomo ditemui di kantornya, Kamis (2/1).
Suasana malam pergantian tahun baru di kompleks Taman Wisata Candi Prambanan tampak dari atas bukit Sambirejo, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (31/12). Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Sutomo menjelaskan angka tersebut meningkat jauh dari hari-hari biasanya yang selalu di bawah 10.000 mikrogram per meter kubik. Menurutnya sumbangsih CO terbesar adalah kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
"Kalau seperti kemarin (tahun baru) ya karena setiap volume kendaraan yang meningkat itu biasanya dari stasiun kami itu terlihat lonjakannya di monoksida," kata dia.
Walaupun belum melampaui baku mutu, menurut Sutomo angka tersebut cukup riskan terutama bagi orang-orang yang memiliki penyakit jantung dan hipertensi. CO merupakan gas yang sangat reaktif, jika manusia terpapar sangat cepat masuk hemoglobin (HB).
"Darah kita kan ada HB biasanya itu dia harusnya pasangnya dengan oksigen karena CO masuk, dikira oksigen. Lha CO bisa bikin keracunan. Jangka panjang yang rentan itu yang punya penyakit jantung," ujarnya.
Sutomo menjelaskan salah satu cara mengurangi kandungan CO di udara Yogya saat liburan adalah dengan pembatasan kendaraan bermotor dan beralih ke transportasi publik.
ADVERTISEMENT
"Pembatasan (kendaraan) macam-macam, bisa ganjil genap atau 3 in 1," pungkasnya.