Kuasa Hukum Duga Pelaporan Edy Rahmayadi oleh Pelatih Biliar Ditunggangi

5 Januari 2022 22:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih biliar Khairuddin Aritonang atau Coki saat melaporkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ke Polda Sumut. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih biliar Khairuddin Aritonang atau Coki saat melaporkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ke Polda Sumut. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Polemik kasus Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, yang menjewer dan mengusir pelatih biliar, Khairuddin Aritonang atau Coki, masih bergulir. 'Aksi' Edy kini telah dilaporkan oleh Coki ke Polda Sumut, Senin (3/1) lalu.
ADVERTISEMENT
Menanggapi pelaporan oleh Coki, pengacara Edy Rahmayadi, Junirwan Kurnia, menilai hal tersebut tidak sepantasnya dilakukan.
"Kita meyakini apa yang terjadi sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang dilaporkan. Suatu tindakan pidana itu kan, ada niat ada mens rea, ada niat jahat. Tidak ada niat apa-apa di situ,” ujar Junirwan kepada kumparan, Rabu (5/1) malam.
Menurut Junirwan apa yang dilakukan Edy Rahmayadi saat itu kepada Coki, karena kliennya sedang memposisikan diri sebagai pembina yang membina jajarannya.
"Itu gubernur sesuai undang undang No 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional, kan sebagai pembina. Jadi (kasus ini), terlalu didramatisir lalu diblow-up ke media,” ujar Junirwa.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat diwawancari di Rumah Dinas Gubernur Kamis (6/5). Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Kata Junirwan, persolan ini harusnya cukup diselesaikan antara KONI, atlet atau pelatih dan Edy Rahmayadi. Musababnya ini masuk lingkup masalah internal.
ADVERTISEMENT
Junirwan menduga ada oknum lain yang menunggangi persoalan ini.
“Itu kan (masalah) internal, kenapa di blow up, apa sih tujuannya ? kalau mau lapor lapor saja, kalau cukup buktinya, silakan. Tapi masalahnya sekarang kenapa di besar besarkan, dilaporkan, segala macam. Saya menduga ada yang menunggangi,” ujar Junirwan.
Junirwa menduga oknum yang menunggangi kasus ini, berkaitan dengan motif politik.
“Saya minta orang yang punya syahwat politik, tolonglah ditahan sedikit politiknya jangan bernapsu untuk menzalimi orang, tahan sedikit,” kata Junirwan.
Pola-pola macam ini, kata Junirwan, terlihat dari masif pemberitaan yang dilakukan. Karenanya dia menilai, laporan Edy menjewer kuping Coki, masih perlu dipertanyakan.
“Pertanyaan apakah saya meletakkan tangan ke kuping Anda, sama dengan menjewer? apakah sama, kan enggak,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Di sepak bola Piala Eropa itu, seorang meletakkan tangan di atas kepala (lawannya), apakah itu perbuatan pidana, orang itu memukul kepalanya, kan tidak ? saya pikir ini terlalu sangat berlebihan, sekali polanya, itu sangat mencurigai ditunggangi pihak ke tiga,” kata dia.
Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi saat diwawancarai wartawan di rumah dinasnya Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Sebelumya video Edy Rahmayadi menjewer dan mengusir Coki beredar luas di media sosial. Peristiwa heboh ini terjadi saat Edy menyampaikan sambutannya.
Dalam sambutannya, ia meminta atlet Sumut lebih meningkatkan prestasinya, terlebih PON 2024 akan digelar di Sumut dan Aceh.
Saat menyampaikan motivasi pidato ini, Edy kerap mendapat selingan tepuk tangan tamu yang hadir. Namun pada saat itu, Edy melihat Coki tidak bertepuk tangan karena diduga sedang tertidur.
Namun, Coki membantah dijewer karena tidur saat acara, seperti pemberitaan yang beredar luas.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, tidak hanya dia saja yang tidak tepuk tangan, ada juga peserta yang lain. Tetapi hanya dia yang disuruh Edy naik ke atas panggung dan dijewer.