Kubu AHY: Ucapan Moeldoko soal Pergeseran Ideologi di Demokrat Pepesan Kosong!

29 Maret 2021 10:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Moeldoko (tengah) tiba di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3). Foto: Endi Ahmad/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Moeldoko (tengah) tiba di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3). Foto: Endi Ahmad/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai alasan Moeldoko menerima tawaran menjadi ketua umum versi KLB Sumut hanyalah pepesan kosong.
ADVERTISEMENT
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengungkapkan, alasan Moeldoko yang menyebut terjadi pergeseran demokrasi dan pertarungan ideologis di bawah Demokrat kepemimpinan AHY adalah fitnah.
"Pernyataan Moeldoko tentang adanya pergeseran ideologi di Partai Demokrat, lagi-lagi menjadi pepesan kosong. Pernyataan ini justru bisa menimbulkan tanda tanya besar bagi publik. Moeldoko ini makhluk dari planet mana?" kata Kamhar, Senin (29/3).
"Hanya karena ambisi dan syahwat politik yang tak terbendung hingga kembali membangun fitnah, namun naif. Selama 10 tahun SBY menjadi Presiden yang menempatkan Partai Demokrat sebagai the ruling party, tak pernah sekalipun ada perbenturan atau isu ideologi yang mengemuka, apalagi sampai memecah belah anak bangsa," sambungnya.
Menurut Kamhar, Moeldoko mencoba cara-cara kotor dengan menggunakan buzzer untuk menyerang Partai Demokrat dengan isu ideologi. Munculnya fenomena ini dinilainya sengaja menggiring opini yang dilakukan secara sistematis.
Sekretaris BAPPILU DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani. Foto: Dok. Pribadi
"Model serupa mungkin efektif pada operasi terhadap ormas keagamaan yang rentan dan sensitif dengan isu ideologi, tapi tak relevan dan anakronis untuk diterapkan pada Partai Demokrat. Ada justifikasi yang kuat secara historis dan empiris, yang membuat tuduhan ini hanya mungkin dilakukan oleh orang tolol terhadap Partai Demokrat," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Ia menyayangkan pernyataan Moeldoko sebagai pejabat pemerintah yang membawa-bawa ideologis justru disampaikan di tengah Indonesia tengah berduka, karena aksi teror bom di Gereja Katedral Makassar.
"Lebih parahnya lagi, isu ideologi ini disampaikan Moeldoko di saat negara kita sedang terluka dan berduka akibat teror bom bunuh diri di Makassar. Moeldoko sama sekali tak punya hati," tegas Kamhar.
"Sebagai pejabat negara, ini sungguh keterlaluan. Malah mencoba mengeksploitasi peristiwa bom bunuh diri ini dengan penggiringan isu ideologi yang dilakukan para buzzer binaan kakak pembina," imbuh dia.
Dia menegaskan, ideologi Partai Demokrat yakni nasionalis religius, yang memperhatikan aspek nasionalisme, humanisme dan pluralisme. Serta, bertujuan mewujudkan perdamaian, demokrasi dan kesejahteraan rakyat.
Selain itu, Demokrat juga berasaskan Pancasila dan bersifat terbuka (inklusif) tanpa membedakan suku, agama, ras, profesi, jenis kelamin, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Moeldoko menyampaikan pidato perdana saat Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3). Foto: Endi Ahmad/ANTARA FOTO
Moeldoko sebelumnya menyatakan telah melihat ada kekisruhan di tubuh Partai Demokrat menjelang 2024. Menurut Moeldoko, jika tidak diselamatkan, pertarungan di internal Demokrat yang ia anggap terstruktur dan mudah dikenali, akan menjadi ancaman untuk Indonesia pada 2045.
ADVERTISEMENT
Untuk itulah, Moeldoko mengaku menerima ajakan KLB untuk menjadi Ketum.
"Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Partai Demokrat dan kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di tubuh Demokrat," ujar Moeldoko, Minggu (28/3).
"Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024," tutupnya.