Kubu Prabowo soal Survei LSI: Kenapa Enggak Sekalian Jokowi 90 Persen?

6 Maret 2019 7:12 WIB
Wasekjen Gerindra Andre Rosiade Foto: Instragam @andre_roside
zoom-in-whitePerbesar
Wasekjen Gerindra Andre Rosiade Foto: Instragam @andre_roside
ADVERTISEMENT
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre Rosiade, tak peduli dengan hasil Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menunjukkan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin kembali unggul dalam Pilpres 2019. LSI menyatakan elektabilitas Jokowi - Ma'ruf mencapai 58,7 persen, sementara Prabowo - Sandi hanya 30,9 persen.
ADVERTISEMENT
"Enggak masalah. Kenapa enggak sekalian Pak Jokowi (elektabilitasnya) 90 persen? Nanggung, karena survei LSI ini berbanding terbalik dengan hal yang terjadi, dengan perilaku Pak Jokowi maupun pendukung," ujar Andre saat dihubungi kumparan, Rabu (6/3) pagi.
Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi di pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum tahun 2019 di KPU. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Kondisi berbalik yang dimaksud Andre adalah peran pemerintah dan pendukung Jokowi yang terlalu ngotot menjaga suara. Misalnya, Andre mempertanyakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dibolehkan memaparkan pencapaian-pencapaian Jokowi selama menjadi presiden.
"Contoh, kalau Pak Jokowi memang sudah pasti menang seperti yang disampaikan LSI, otomatis harusnya kan kayak Pak Tjahjo Kumolo (Mendagri) enggak perlu imbau memerintahkan ASN untuk memaparkan pencapaian-pencapaian pemerintah, jadi paradoks ya, antara lembaga survei yang bilang Pak Jokowi menang," tuturnya.
"Jadi berbeda dengan kenyataan di lapangan, kita temukan indikasi keberpihakan institusi negara, bupati, wali kota, kerja untuk memenangkan Jokowi," lanjut Andre.
Ilustrasi Tarung Relawan Jokowi-Prabowo. Foto: Herun Ricky/kumparan
Andre menganggap lembaga-lembaga survei yang serempak 'memenangkan' Jokowi-Ma'ruf hanya untuk membangun narasi. Hal ini, kata Andre, sama saja ketika lembaga survei ramai-ramai menunjukkan keunggulan elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok pada Pilgub DKI Jakarta 2017.
ADVERTISEMENT
"Yang menyatakan Jokowi unggul besar, adalah lembaga yang sama bahwa Ahok menang tebal, orangnya sama, lembaga surveinya sama, itu-itu juga, sama persis," kata Andre.
"Biar publik menilai, Ahok-Jokowi, Jokowi-Ahok, partainya sama, lembaga survei sama menangkan Ahok, jubir Jokowi sama kayak Ahok, jadi yang dilakukan lembaga survei ini copas (copy paste) ilmu Ahok saja," tutupnya.
Survei elektabilitas capres-cawapres di Pemilu 2019. Foto: Dok. LSI Denny JA
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan, temuan survei sebetulnya sudah bisa menggambarkan hasil Pilpres 2019 sebenarnya pada 17 April nanti. Pasalnya, selisih capres 01 dan 02 masih jauh, sementara pemungutan suara tinggal 40 hari lagi.
Terlebih, LSI mencatat tren Jokowi-Ma'ruf relatif naik sejak survei dirilis pada Agustus 2018, sementara Prabowo-Sandi bersifat fluktuatif.
Peneliti LSI Denny JA Adrian Sopa (kanan) saat konferensi pers hasil survei di kantor LSI, Jakarta Timur, Selasa (5/3). Fachrul Irwinsyah/kumparan Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Dalam surveienya, LSI menggunakan metode surat suara yang disebar ke 1.200 responden. Suara tidak sah mencapai 0,5 persen, dan belum menentukan pilihan 9,9 persen.
ADVERTISEMENT
Survei digelar pada 18-25 Februari 2019 di seluruh provinsi. Seluruh responden dipilih dengan multistage random sampling dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini berkisar 2,9 persen.
Infografik Amunisi Kampanye Jokowi vs Prabowo Foto: Anggoro Fajar