Kubu Zulhas soal PAN Reformasi: Jangan Provokasi Amin Rais karena Kecewa

12 Maret 2020 15:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais saat Rapat Kerja Nasional PAN Tahun 2019 di Millennium Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu (7/12). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais saat Rapat Kerja Nasional PAN Tahun 2019 di Millennium Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu (7/12). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Waketum PAN demisioner Viva Yoga meminta agar kader yang tidak terakomodasi di kepengurusan 2020-2025 tidak memanaskan situasi dengan memanfaatkan figur Amien Rais. Hal ini terkait 158 DPW dan DPD yang meminta Amien Rais membentuk PAN reformasi.
ADVERTISEMENT
"Bagi kader yang tidak terakomodasi di kepengurusan baru, sebaiknya menghindari untuk jadi tukang kompor, tukang kipas, atau provokator dengan memanfaatkan figur Pak Amien Rais untuk jadi alat legitimasi atas ketidakpuasan hasil kongres," kata Viva dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/3).
"Jangan provokasi Pak Amien Rais menjadi cap stempel demi agenda politik pribadi di ambisi kader yang kecewa," imbuhnya.
Viva Yoga. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
Viva yang merupakan pendukung Zulkifli Hasan (Zulhas) saat pemilihan ketum itu memastikan Zulhas tidak akan menyingkirkan Amien dari partai. Apalagi, Zulhas merupakan salah satu santri Amien Rais.
"Pak Amien ini salah satu pendiri PAN, icon PAN, tokoh reformasi, tidak bisa dilepaskan dari PAN. Bahkan di setiap hasil survei, PAN identik dengan Pak Amien. Pak Amien identik dengan PAN," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, ia tidak bisa memastikan apakah Amien Rais masih bersedia masuk ke pengurusan PAN. Namun, ia menjamin, Amien tidak akan bisa dipisahkan dari PAN.
"Menurut persepsi publik, personifikasi Pak Amien tidak dapat dipisahkan dari eksistensi PAN sampai kapan pun," tutur Viva.
Lebih lanjut, ia meminta agar kader yang kecewa dengan terpilihnya Zulhas sebagai Ketum untuk menggugat hasil kongres 10-12 Februari lalu.
"Jika setelah kalah berkompetisi lalu merasa berkeberatan dengan hasil keputusan kongres, silahkan menggugat sesuai dengan peraturan perundang-undangan," tandas Viva.