Kuburan Massal Ditemukan di Negara Bagian Tempat Pembantaian Rohingya

19 Desember 2017 15:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara Myanmar memburu Rohingya. (Foto: REUTERS/Simon Lewis)
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Myanmar memburu Rohingya. (Foto: REUTERS/Simon Lewis)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kuburan massal ditemukan di sebuah desa di negara bagian Rakhine pada Senin (18/12). Wilayah ini diketahui sebagai salah satu lokasi terparah pembantaian etnis minoritas Muslim Rohingya di Myanmar.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, dalam akun Facebooknya panglima militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengatakan tentara menemukan kuburan massal itu di desa Inn Din, sekitar 30 km dari ibu kota Rakhine, Sittwe. Namun Hlaing tidak menyebutkan ada berapa jenazah yang ada di dalamnya.
Menurut dia, kuburan itu ditemukan berkat laporan warga yang tidak ingin disebut namanya. Dia mengatakan ada orang-orang yang dibunuh dan dikubur di tempat itu.
"Dalam penyelidikan, mayat-mayat yang tidak dikenal ditemukan di desa Inn Din dan penyelidikan mendalam telah dilakukan untuk mengungkap faktanya," kata Hlaing.
Desa Rohingya (Foto: REUTERS/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Desa Rohingya (Foto: REUTERS/Stringer)
Desa itu terletak di wilayah Maungdaw, salah satu daerah terparah terjadinya konflik yang memakan banyak korban warga Rohingya. Kekerasan terhadap Rohingya terjadi sejak Agustus lalu, yang disebut PBB sebagai pembersihan etnis alias genosida.
ADVERTISEMENT
Laporan pembunuhan, penjarahan, pembakaran rumah, dan perkosaan warga Rohingya oleh tentara dilaporkan banyak sumber kepada media.
Myanmar mengatakan korban tewas hanya berada di sekitaran angka 100 orang. Tapi laporan organisasi kemanusiaan Dokter Lintas Batas (MSF) mengatakan dalam bulan pertama konflik terjadi setidaknya 6.700 Rohingya tewas terbunuh.
Lebih dari 650 ribu warga Rohingya menempuh perjalanan berhari-hari untuk mengungsi ke Bangladesh. Walau kecaman internasional berdatangan, tapi pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi tetap bergeming.
Pengungsi Rohingya di perbatasan Myanmar. (Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Rohingya di perbatasan Myanmar. (Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters)