news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kudeta Terjadi di Guinea, Kondisi 764 WNI Dipastikan Aman

7 September 2021 16:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota pasukan khusus mengambil posisi selama pemberontakan yang menyebabkan penggulingan presiden Alpha Conde di lingkungan Kaloum di Conakry, Guinea 5 September 2021. Foto: REUTERS/Saliou Samb
zoom-in-whitePerbesar
Anggota pasukan khusus mengambil posisi selama pemberontakan yang menyebabkan penggulingan presiden Alpha Conde di lingkungan Kaloum di Conakry, Guinea 5 September 2021. Foto: REUTERS/Saliou Samb
ADVERTISEMENT
Sebanyak 764 warga negara Indonesia (WNI) saat ini berada di Guinea dipastikan dalam kondisi aman. Mereka berada di Guinea untuk bekerja.
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut disampaikan oleh Kepala Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Dakar, M. Abdul Hayyil Al Ayyubi. Wilayah kerja KBRI Dakar mencakup Guinea.
“Tercatat sejumlah 764 WNI berada di Guinea yang terkonsentrasi pada wilayah Kamsar, sekitar 255 km dari Kota Conakry,” ujar Al Ayyubi kepada kumparan, Selasa (7/9).
Ia menjelaskan, para WNI di Kota Kamsar itu merupakan pekerja pada perusahaan tambang bauksit milik China. Mayoritas dari mereka beraktivitas di atas kapal pengangkut hasil tambang.
“Kondisi WNI saat ini dalam keadaan aman. KBRI telah melakukan koordinasi dengan Konhor (Konsul Kehormatan) RI di Guinea dan melakukan kontak dengan perwakilan WNI di wilayah Khamsar,” terang dia.
Selain itu, KBRI Dakar juga telah memasang imbauan untuk para WNI di berbagai sosial media dan juga situs resmi Kementerian Luar Negeri RI.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari surat edaran resmi KBRI Dakar, para WNI diminta untuk menghindari bepergian ke lokasi terdampak konflik dan terus berkomunikasi erat dengan lembaga yang menaungi mereka di Guinea.
Warga bersorak pada tentara saat mereka merayakan pemberontakan di Conakry, Guinea 5 September 2021. Foto: REUTERS/Souleyman
Selain itu, KBRI juga meminta seluruh warga negara Indonesia yang berencana berangkat ke Guinea untuk menunda perjalanan mereka, hingga kondisi di negara barat Afrika itu sudah kondusif.
Kudeta yang terjadi pada Minggu (5/9) mengakibatkan kekuasaanPresiden Alpha Conde terguling. Pemerintahan Conde periode ketiga ini baru berlangsung hampir satu tahun lamanya.
Kudeta dilakukan oleh Pasukan Elite yang dipimpin oleh Mamady Doumbouya. Pria itu menyatakan, kudeta dilakukan untuk menyelamatkan Guinea dari korupsi merajalela yang dilakukan Conde dan pejabat pemerintahan.