Kuliah S2, Belly Villsen Otak Penyiraman Air Keras ke Mantan Pacar Terancam DO

27 Desember 2024 12:16 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belly Villsen (kiri) dan Satim (kanan) dua pelaku penyiraman air keras ke mahasiswi di Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Belly Villsen (kiri) dan Satim (kanan) dua pelaku penyiraman air keras ke mahasiswi di Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Belly Villsen (25 tahun) mahasiswa S2 Fakultas Hukum Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) terancam DO. Belly merupakan otak penyiraman air keras kepada mahasiswi Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa (APMD) Yogyakarta, Natasya.
ADVERTISEMENT
Natasya adalah mantan pacar Belly. Lantaran tak terima diputus Belly menyuruh Satim pria pekerja serabutan asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, untuk menyiram air keras ke Natasya di malam Natal.
"Kalau sampai mahasiswa terlibat dalam kasus-kasus kriminal tentu akan ada tingkatan pemberian sanksinya, bahkan kalau perlu sampai dikeluarkan dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta," kata Rektor UAJY Gregorius Sri Nurhartanto, melalui sambungan telepon, Jumat (27/12).
Nurhartanto mengatakan drop out atau DO akan kampus keluarkan setelah kasus inkrah atau putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
"Karena dari situ kan menjadi dasar bagi kita untuk mengambil langkah yang semestinya begitu," jelasnya.
Jajaran kampus mulai dari wakil rektor, dekan, maupun kaprodi S2 telah diminta untuk mencermati perkembangan kasus ini.
ADVERTISEMENT
"Ini sangat memalukan kalau betul-betul si otak dari tindak kekerasan penyiraman air keras ini mahasiswa kami, tentu kami sangat kaget juga dengan hal ini," tegasnya.
Nurhartanto tak memungkiri kampus juga turut bergerak dan berkomunikasi dengan Polresta Yogyakarta untuk memantau kasus ini.
"Ya pasti teman-teman yang di fakultas yang akan bergerak melakukan hal itu, saya belum cek," katanya.

Bagaimana Peristiwa Terjadi?

Belly sebelumnya ditangkap oleh Polresta Yogyakarta. Dia merupakan dalang penyiraman air keras kepada Natasya di indekosnya pada malam Natal 24 Desember lalu.
Belly dan Natasya sama-sama berasal dari Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Keduanya menjalin asmara sejak 2021. Namun pada Agustus 2024 mereka putus. Belly tak terima diputus Natasya berulang kali meminta balikan.
ADVERTISEMENT
Gelap mata membuat Belly berbuat nekat. Berbekal akun Facebook, dia membuka lowongan kepada siapa saja yang mau bekerja membantunya menyakiti Natasya.
Di lowongan yang dia bagikan di Facebook, Belly berpura-pura menjadi perempuan bernama Senlung yang rumah tangganya dirusak pelakor. Di situ dia kenal dengan Satim, pemuda serabutan asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Belly Villsen (kiri) dan Satim (kanan) dua pelaku penyiraman air keras ke mahasiswi di Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Satim meminta upah Rp 7 juta untuk aksi penyiraman air keras. Belly menyanggupi namun baru membayar Rp 1,6 juta yang dibayar ke Satim untuk operasional.
Belly yang tak ingin identitasnya diketahui Satim, memberikan uang Rp 1,6 juta secara diam-diam dengan meletakkan di suatu tempat. Uang itu diberikan berkala sebanyak enam kali.
Satim menggunakan uang itu untuk membeli jaket ojol hingga air keras yang dibelinya di kawasan Malioboro.
ADVERTISEMENT
Segala instruksi kepada Satim dilakukan Belly melalui WhatsApp. Termasuk lokasi Natasya tinggal di kawasan Baciro. Total enam kali sudah Satim menyambangi indekos Natasya dari survei hingga hendak eksekusi. Namun semuanya gagal karena Natasya tak di kos.
Malam eksekusi akhirnya tiba pada 24 Desember. Belly memberi tahu Satim bahwa Natasya akan keluar indekos pada pukul 19.00 karena akan ke gereja untuk beribadah.
"Sampai di depan pintu, pintu kos korban itu karena pintunya kos itu agak terbuka, pelaku langsung membuka pintu itu dan melihat si korban itu sedang selesai mandi, menggunakan handuk sedada gini. Langsung tidak ada kata apa-apa langsung disiramkan air keras itu. Dan terkena mukanya dan sekujur tubuh. Kemudian, korban teriak, teriak keras. Akhirnya, pelaku langsung lari," kata Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta Kompol Probo Satrio di kantornya, Kamis (26/12).
ADVERTISEMENT