Kuliah Umum di UI, Luhut Bicara Pandemi hingga Dampak Perang Rusia-Ukraina

12 April 2022 21:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Pandjaitan jadi pembicara dalam seminar di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI) Depok, Selasa (12/4).  Foto: Humas UI
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Pandjaitan jadi pembicara dalam seminar di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI) Depok, Selasa (12/4). Foto: Humas UI
ADVERTISEMENT
Kehadiran Menko Marves Luhut Pandjaitan di kampus Universitas Indonesia (UI) pada Selasa (12/4), disambut aksi penolakan sejumlah mahasiswa dengan mengibarkan bendera kuning.
ADVERTISEMENT
Padahal, Luhut datang karena diundang Rektor UI Ari Kuncoro untuk memberikan kuliah umum dalam Minister Talk: “Bangkit Bersama, Bangkit Lebih Kuat: Indonesia Menyongsong Pascapandemi Covid-19” di Balai Sidang UI.
Dalam pemaparannya, Luhut membahas dampak pandemi Covid-19, penanganan, serta upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional. Menurutnya, pandemi membawa dampak besar terhadap perekonomian negara dunia.
Masih banyak negara yang level PDB-nya belum kembali ke tingkat sebelum pandemi namun posisi Indonesia saat ini sudah kembali (rebound).
“Pandemi belum berakhir, tetapi dunia dihadapkan pada tantangan baru, yakni invasi Rusia ke Ukraina. Yang menjadi lebih penting adalah pertama kali Amerika Serikat menghadapi satu negara yang memiliki nuclear power terbesar di dunia, yaitu Rusia," ujar Luhut dalam rilis yang dibagikan Humas UI.
ADVERTISEMENT
"Menanggapi masalah ini, Indonesia harus cermat bernavigasi sebagai Presidensi G20 berdasarkan UUD 1945,” imbuh koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali itu.
Menko Marves Luhut Pandjaitan jadi pembicara dalam seminar di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI) Depok, Selasa (12/4). Foto: Humas UI
Luhut mengatakan United Nations memperkirakan perang Rusia-Ukraina akan menambah 7,6-13,1 juta orang kelaparan di seluruh dunia, dan Indonesia tidak termasuk dalam kategori tersebut. Rusia dan Ukraina berperan penting terhadap ekspor komoditas energi, pangan, dan logam dunia yang menyebabkan kenaikan harga komoditas.
Oleh karena itu, Indonesia harus kuat dalam produksi dalam negeri. Perang Rusia-Ukraina memicu kenaikan inflasi di berbagai negara, terutama didorong oleh meningkatnya harga energi dan pangan. Kenaikan harga minyak, gandum, dan jagung meningkatkan nilai kebutuhan impor dari negara-negara seperti Mesir, Pakistan, Srilanka, dan Tunisia.
“Pascapandemi, tantangan juga akan muncul dalam hal perubahan berbagai aspek sosial ekonomi dan teknologi. Di antaranya perubahan sistem kesehatan, akselerasi otomasi dan digitalisasi, peningkatan peran Artificial Intelligence (AI) & Big Data, perubahan Global Value Chain, peningkatan tren telework, dan green recovery menghadapi tantangan climate change,” ujar Luhut.
ADVERTISEMENT
Penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, mampu dikendalikan dengan tetap menjaga kondisi ekonomi. Dalam waktu kurang dari 3 bulan, kasus harian telah menurun tajam. BOR Rumah Sakit pada tingkat yang rendah, yaitu sebesar 4%, positivity rate di bawah standar WHO, yakni 1,2%.
Vaksinasi sudah mencapai tingkat yang tinggi. Jumlah penduduk yang divaksinasi, Indonesia berada di peringkat 4 dunia dengan rincian dosis pertama 95%, dosis kedua 78%, dan dosis ketiga 13%.
“Semua persyaratan WHO dipenuhi, karena team work dan leadership yang baik. Sebagai pemimpin, harus turun ke lapangan, tidak hanya bicara saja, tapi execute,” kata politikus senior Partai Golkar itu.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Di akhir pemaparannya, Luhut menyampaikan bahwa dalam mengatasi pandemi Covid-19, Indonesia telah menunjukkan dapat menyelesaikan masalah dengan cukup baik. Dalam 8 tahun terakhir, Indonesia telah mentransformasi ekonomi menjadi lebih efisien, maju, dan tidak bergantung pada komoditas.
ADVERTISEMENT
Luhut berharap Indonesia harus terus melakukan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas ekonomi termasuk pengembangan sumber daya manusia dan R&D untuk mendorong inovasi serta Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan pascapandemi untuk mencapai visi menjadi negara maju pada tahun 2045.
Rektor UI Prof. Ari Kuncoro dalam pidato sambutan sekaligus membuka kuliah tersebut, mengatakan selama pandemi UI telah melahirkan banyak inovasi untuk membantu pemerintah menanggulangi pandemi dan memutus mata rantai penularan virus.
UI juga mendukung upaya pemerintah melalui program vaksinasi di Rumah Sakit UI dan Klinik Satelit dengan menyasar dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan masyarakat sekitar.