Kun Bicara 2 Juta Ojol Tak Ada Jaminan Sosial: Kalau Dibegal Bagaimana?

1 September 2024 22:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Dharma Pongrekun (kiri) dan Kun Wardana (kanan) memberi keterangan sebelum menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUD Tarakan, Jakarta, Minggu (1/9/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Dharma Pongrekun (kiri) dan Kun Wardana (kanan) memberi keterangan sebelum menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUD Tarakan, Jakarta, Minggu (1/9/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bacawagub Jakarta jalur independen, Kun Wardana bicara tentang kesejahteraan pekerja di Jakarta. Dia lalu menyinggung soal kepastian nasib para sopir ojek online.
ADVERTISEMENT
Kun mengatakan, tingkat pekerja tetap di Jakarta saat ini menurun secara drastis. Bahkan saat ini lebih banyak pekerja dengan sistem outsourcing atau kemitraan.
"Dan para pekerja kemitraan ini tidak diperlakukan sebagai pekerja. Nah untuk itu maka kita ingin membangun Jakarta yang lebih sejahtera," ujar Kun Wardana usai jalani tes kesehatan di RSUD Tarakan, Jakarta, Minggu (1/9).
Massa yang tergabung dalam Koalisi Ojol Nasional (KON) berunjuk rasa di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (29/8/2024). Foto: Muhammad Ramdan/ANTARA FOTO
Menurutnya, banyaknya pekerja yang terkena PHK di rentang usia 40-50 tahun. Pekerja dengan rentang usia tersebut juga lebih banyak memilih untuk menjadi ojek online.
Di sisi lain, lanjut Kun, jumlah ojol sudah meningkat tajam, ia memperkirakan sudah mencapai 2 juta lebih ojol yang ada di Jakarta. Bagi Kun, para ojol bekerja tak memiliki jaminan sosial maupun jaminan pekerjaan. Pendapatan yang didapat pun tak lebih dari UMP DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Padahal dia punya anak, dia punya istri, dan lain-lain. Permasalahannya dengan tekanan hidup yang sangat tinggi, maka ini menyebabkan dia harus bisa melengkapi kebutuhannya dengan apa? Dengan berutang, apalagi ke pinjol," tuturnya.
Kerja sebagai ojek online, kata Kun, rentan terhadap ancaman, mulai dari kecelakaan hingga begal. Ia menyebut, hal tersebutlah yang tengah mereka perjuangkan ke depannya.
"Pertanyaannya adalah, kalau terjadi kecelakaan, dibegal ataupun motornya hilang siapa yang tanggung jawab?," ungkap Kun.