Kunjungi Indonesia, Menteri Selandia Baru Perkuat Kerja Sama Pendidikan

25 Oktober 2022 23:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Burnett (kiri), dan Menteri Pendidikan Selandia Baru, Chris Hipkins (kanan), saat konferensi pers Kedubes Selandia Baru di Fairmont Hotel Jakarta pada Selasa (25/10). Foto: Jemima Shalimar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Burnett (kiri), dan Menteri Pendidikan Selandia Baru, Chris Hipkins (kanan), saat konferensi pers Kedubes Selandia Baru di Fairmont Hotel Jakarta pada Selasa (25/10). Foto: Jemima Shalimar/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Selandia Baru, Chris Hipkins, mengadakan kunjungan resmi pertamanya ke Indonesia pada 24-26 Oktober. Lawatan tersebut dimaksudkan untuk menegaskan komitmennya dalam memperkuat hubungan pendidikan dengan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hipkins menggarisbawahi, Selandia Baru membuka perbatasannya bagi dunia sejak 31 Juli. Pihaknya lantas menyambut kembali kedatangan orang untuk bekerja, berlibur, maupun bisnis lain yang merupakan bagian penting bagi komunitas Selandia baru.
Menurut Hipkins, pelajar internasional dari Indonesia pun sangat penting bagi Selandia Baru. Dia berharap kedua negara dapat membangun kembali koneksi yang terhambat selama dua setengah tahun terakhir oleh pembatasan terkait COVID-19.
Hipkins menjelaskan, pihaknya berniat menjajaki peluang lebih lanjut dalam meningkatkan hubungan pendidikan dua arah, terutama di bidang pendidikan tinggi dan pelatihan kejuruan.
"Kami sangat menghargai hubungan panjang yang terjalin dengan pelajar Indonesia yang datang belajar di Selandia Baru, baik itu di sekolah kami, di penyedia pendidikan kejuruan kami, atau universitas kami. Pelajar internasional sangat penting bagi Selandia Baru," ungkap Hipkins saat konferensi pers Kedutaan Besar Selandia Baru di Fairmont Hotel di Jakarta pada Selasa (25/10).
Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Burnett (kiri), dan Menteri Pendidikan Selandia Baru, Chris Hipkins (kanan), saat konferensi pers Kedubes Selandia Baru di Fairmont Hotel Jakarta pada Selasa (25/10). Foto: Jemima Shalimar/kumparan
Hipkins menerangkan, pelajar dari Selandia Baru turut singgah Indonesia. Mereka mendapatkan kesempatan tersebut berkat beasiswa Prime Minister's Scholarships for Asia (PMSA). Para pelajar itu mengaku sangat menikmati pengalaman belajar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan bagi pelajar internasional dari Indonesia, pihaknya meluncurkan beasiswa Manaaki New Zealand Scholarship Program. Setiap tahunnya, inisiatif tersebut menyediakan hingga 60 beasiswa pascasarjana untuk pelajar asal Indonesia.
Lebih dari 700 mahasiswa Indonesia telah menyelesaikan program pascasarjana dan kursus singkat melalui Manaaki New Zealand Scholarship Program sejak 2006. Sementara itu, Selandia Baru juga telah menyambut hingga 125 penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidkan (LPDP) pada 2013-2020.
"Hubungan kerja sama pendidikan antara Selandia Baru dan Indonesia sangat kuat. Sebelum pandemi global membatasi perjalanan internasional, jumlah pelajar Indonesia yang belajar di Selandia Baru terus meningkat cukup signifikan," jelas Hipkins.
Ilustrasi beasiswa. Foto: Shutter Stock
Hipkins menekankan, lembaga pendidikan selain universitas turut menjalin kerja sama dengan penyelenggara pendidikan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sejumlah sekolah di Selandia Baru telah menjelajahi kemitraan berkelanjutan pula bersama sekolah di Indonesia dengan menggunakan teknologi digital. Dengan demikian, murid dari kedua negara berkesempatan mempelajari tentang budaya satu sama lain.
"Ada berbagai dukungan keuangan yang tersedia di berbagai tingkat sistem kami," ujar Hipkins.
"Selandia Baru menawarkan sambutan yang sangat hangat dan lingkungan yang sangat aman untuk pelajar internasional," tambah dia.
Selama lawatannya ke Indonesia, Hipkins mengadakan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek RI, Suharti. Dia juga melangsungkan pertemuan dengan Menko PMK, Muhadjir Effendy; Menteri PPN/Kepala Bappenas RI, Suharso Monoarfa; Mensesneg RI, Pratikno; dan Dirut LPDP, Andin Hadiyanto.
Dalam pertemuannya dengan Suharti, mereka menemukan banyak kesamaan seputar reformasi pendidikan dan program kerja antara kedua negara. Keduanya lantas membahas potensi untuk menggencarkan kerja sama dalam bidang-bidang tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi, saya tentu berpikir apakah itu di tingkat mahasiswa atau lembaga atau pemerintah, ada potensi besar bagi kita untuk bekerja sama," kata Hipkins.
Ilustrasi mahasiswa. Foto: shutterstock
Kedua negara pun telah meluncurkan perjanjian Government to Government (G2G) melalui Scholarship Partnership Arrangement. Kesepakatan tersebut ditandatangani pada 2019.
Selandia Baru kemudian menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pendidikan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) RI pada Agustus.
Melalui skema itu, Kementerian ESDM RI bisa mengirimkan pegawainya untuk menempuh program Magister atau PhD dalam Energi Terbarukan di Selandia Baru mulai 2023. Proyek percontohan ini akan dimulai dengan University of Auckland.
Bagi Hipkins, tantangan untuk kerja sama pendidikan dalam beberapa tahun terakhir hanya berasal dari pembatasan perbatasan terkait COVID-19. Alhasil, kedua negara berniat segera menghidupkan kembali hubungan internasional pendidikan mereka.
ADVERTISEMENT
"Masih ada pembatasan COVID di berbagai negara di seluruh dunia, tetapi saya pikir semua tantangan itu dapat diatasi. Bila kita bekerja sama, kita dapat melihat pertukaran pendidikan yang saling menguntungkan," pungkas dia.