Kunjungi Lokasi Penembakan Buffalo New York, Biden Kecam Supremasi Kulit Putih

18 Mei 2022 13:22 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Joe Biden. Foto: Leah Millis/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Joe Biden. Foto: Leah Millis/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden AS Joe Biden pada Selasa (17/5/2022) mengecam ideologi supremasi kulit putih atas penembakan di Buffalo, Negara Bagian New York.
ADVERTISEMENT
Biden mengunjungi lokasi tindak kekerasan tersebut, yakni di swalayan Tops Friendly Market. Dia memberikan pidato yang mengutuk keras rasisme di hadapan masyarakat setempat.
Biden menggambarkan supremasi kulit putih sebagai racun. Menurutnya, rasisme sedang dipicu demi keuntungan politik di AS.
"Apa yang terjadi di sini sederhana dan lugas: terorisme, terorisme. Terorisme domestik," tegas Biden, dikutip dari AFP, Rabu (17/5/2022).
"Supremasi kulit putih adalah racun yang mengalir melalui tubuh politik kita dan dibiarkan membusuk tepat di depan mata kita," imbuhnya.
Pidato itu turut menyerukan pembatasan kepemilikan senapan api. Namun, komentar paling keras diarahkan kepada supremasi kulit putih yang mengilhami penembak tersebut.
Pelayat berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada korban penembakan di dekat toko Tops Grocery di Buffalo, New York, Minggu (15/5). Foto: Usman Khan/AFP
Warga kulit putih bernama Payton Gendron menembak mati 10 orang pada Sabtu (14/5/2022). Dia mengaku terinspirasi oleh pembantaian massal Christchurch pada 2019.
ADVERTISEMENT
Gendron bahkan menjiplak manifesto dari penembakan tersebut. Dia mengutip teori 'great replacement' yang meyakini adanya upaya mengganti ras kulit putih dengan non-kulit putih.
Remaja berusia 18 tahun itu diradikalisasi melalui wadah daring. Biden lantas menyinggung proses radikalisasi tersebut.
"Kebencian bahwa melalui media dan politik dan internet telah meradikalisasi orang-orang yang marah, terasing, tersesat, dan terisolasi menjadi percaya bahwa mereka akan diganti oleh 'yang lain'," tutur Biden.
"Tidak lagi. Saya tegaskan, tidak lagi. Kita perlu mengatakan dengan jelas dan sekuat mungkin bahwa ideologi supremasi kulit putih tidak memiliki tempat di Amerika," lanjutnya, disambut tepuk tangan.
Seorang pria ditahan setelah penembakan massal di tempat parkir supermarket TOPS, dalam gambar diam dari video media sosial di Buffalo, New York, AS, Sabtu (14/5/2022). Foto: Courtesy of BigDawg/via REUTERS
Gendron pertama kali menulis tentang rencana membunuh orang kulit hitam pada Desember 2021. Dia juga menargetkan swalayan tersebut lantaran merupakan area komunitas Afrika-Amerika.
ADVERTISEMENT
Teori great replacement yang memotivasinya telah lama menyebar dalam arus utama, termasuk dalam acara bincang-bincang malam yang sangat berpengaruh di Fox News.
Pembawa acara tersebut ialah komentator politik konservatif, Tucker Carlson. Berbagai pihak lantas menyalahkan Carlson atas tindak kekerasan rasis terbaru itu.
Tetapi, Gedung Putih menolak membuat tuduhan serupa terhadap Carlson. Pemerintahan Biden juga tak menilik tanggung jawab dari para tokoh terkemuka Partai Republik.
Petugas polisi mengamankan tempat kejadian setelah penembakan di supermarket TOPS di Buffalo, New York, AS, Sabtu (14/5/2022). Foto: Jeffrey T. Barnes/REUTERS
Kendati demikian, komentar terbaru Biden itu meninggalkan sedikit keraguan. Biden disebut tak hanya menyerang Gendron dalam pidatonya. Dia juga mengecam tokoh-tokoh berkuasa yang menyebarkan ideologi tersebut.
Selama berpidato, dia mengingat lawannya pada pilpres 2020, Donald Trump. Biden mengaku terkejut sebab Trump menolak mengutuk demonstrasi neo-Nazi di Charlottesville. Dia tidak ingin melakukan kesalahan yang sama.
ADVERTISEMENT
"Demokrasi berada dalam bahaya yang belum pernah terjadi dalam hidup saya," ungkap Biden.
"Kebencian dan ketakutan telah diberikan terlalu banyak oksigen oleh mereka yang berpura-pura mencintai Amerika. Kita tidak bisa membiarkan mereka menghancurkan jiwa bangsa," sambungnya.
Biden kemudian ditanya perihal Carlson dan anggota Partai Republik yang menggemakan supremasi kulit putih. Dia mengulang kecamannya, tetapi tidak menyebut nama secara rinci.
"Siapa pun yang menggemakan [teori] pengganti bersalah," pungkasnya.