Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kuota Haji RI 2024 Sebanyak 221 Ribu, Kemenag-DPR Gelar Persiapan Lebih Cepat
5 Agustus 2023 20:40 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Arab Saudi mengumumkan kuota untuk jemaah haji Indonesia pada 2024 akan sama dengan tahun ini, yaitu 221 ribu orang.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia, pada gilirannya, berkomitmen melakukan persiapan lebih awal sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik untuk para jemaah haji berikutnya – seperti melibatkan Artificial Intelligence (AI).
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, pada Sabtu (5/8). Turut hadir Wakil Ketua DPR RI Komisi VIII, Ace Hasan Syadzily, dan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief.
Yaqut menggarisbawahi masih banyaknya kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan ibadah haji di tahun ini.
Mulai dari jemaah yang mengalami kekurangan tenda di Arafah, kekurangan akses toilet di Mina, permasalahan transportasi di Muzdalifah, hingga tingginya angka jemaah haji lansia yang wafat selama beribadah.
ADVERTISEMENT
"Ke depan, kita berharap persiapan pelaksanaan ibadah haji ini bisa dilakukan lebih cepat," ujar Yaqut.
Sebab, sambung dia, pemerintah di Riyadh telah lebih awal mengumumkan kuota haji untuk jemaah haji Indonesia pada 2024 mendatang – 221 ribu orang.
"Mereka mengumumkan lebih awal, artinya kita juga harus melakukan persiapan lebih awal," tegas Yaqut.
Lantas, persiapan apa yang bakal dilakukan?
Yaqut memandang pentingnya melakukan terobosan dalam pembicaraannya dengan DPR soal layanan haji. Salah satu caranya yaitu membalik proses pendaftaran haji yang dilakukan selama ini.
"Kemarin itu jemaah lunas dulu baru cek kesehatan, sehingga sering kali petugas kita ini enggak berani atau merasa enggak enak hati enggak meloloskan meskipun dalam kondisi payah jemaah itu — karena alasan sudah melunasi," kata Yaqut.
ADVERTISEMENT
Imbas dari proses seperti itu, banyak jemaah haji Indonesia berusia 65 tahun ke atas yang secara fisik tidak mendukung untuk menunaikan ibadah sepenuhnya, justru meninggal dunia di Arab Saudi.
Adapun menurut laporan terbaru, Kementerian Agama RI mencatat ada 773 jemaah yang wafat. 562 orang di antaranya berusia 65 tahun ke atas, sementara 109 orang di bawah 65 tahun. Dengan kata lain, jumlah jemaah haji yang wafat tahun ini sebagian besar adalah lansia.
Kementerian Agama menambahkan, jumlah jemaah wafat di tahun ini adalah yang tertinggi sejak 2015. Atas dasar itulah, pihaknya berharap skema persyaratan untuk berangkat haji di tahun depan dapat diubah.
"Kita berharap nanti pembicaraan bersama DPR mudah-mudahan disepakati nanti, bisa diubah posisinya. Jadi cek kesehatan dulu, kalau dinyatakan sehat dan layak baru dilunasi," ungkap Yaqut.
ADVERTISEMENT
Sehingga, sambung dia, angka 773 jemaah wafat tahun ini bisa ditekan dan harapannya tidak bertambah. Jadi tahun-tahun ke depan kita berharap jemaah yang wafat tidak sebesar tahun ini dengan pengetatan syarat fisik kesehatan ini," tegas Yaqut.
Terobosan lainnya, menurut Yaqut, dapat juga menggunakan teknologi terbaru, seperti AI. "Juga tentu ada beberapa terobosan-terobosan lain yang coba nanti kita akan bicarakan bersama DPR — penggunaan artificial intelligence misalnya untuk melakukan verifikasi dokumen jemaah haji dan seterusnya," kata dia.